Evolusi vertebrata
Bentuk
evolusi pada hewan vertebrata seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah
satu filum yang muncul tiba-tiba pada jaman Kambrium adalah Chordata, makhluk
yang memiliki sistem saraf pusat yang terlindung dalam suatu tengkorak dan
notochord atau tulang belakang. Vertebrata adalah satu bagian dari chordata.
Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa kelas dasar seperti ikan, amfibia,
reptilia, burung, dan mamalia. Mereka mungkin adalah makluk yang paling dominan
dalam dunia hewan.
Hingga
tahun 1999, pertanyaan apakah vertebrata (hewan bertulang belakang) ada di
Zaman Kambrium terbatas pada debat tentang Pikaia. Tetapi, di tahun itu, sebuah
penemuan mengejutkan memperdalam kebuntuan evolusi mengenai Ledakan Kambrium:
para ahli paleontologi Cina di fauna Chengjiang menemukan fosil dari dua
spesies ikan yang berumur sekitar 530 juta tahun, zaman yang disebut Kambrium
Awal. Dengan demikian, jelaslah bahwa bersama-sama dengan filum lain, subfilum
vertebrata juga ada pada Zaman Kambrium, tanpa moyang evolusi apa pun.
Karena
ahli paleontologi evolusi mencoba melihat setiap filum sebagai kelanjutan
evolusi dari filum yang lain, mereka menyatakan bahwa filum Chordata berevolusi
dari phylum yang lain, yaitu invertebrata. Tetapi, kenyataannya adalah, seperti
semua filum, anggota Chordata yang muncul di jaman Kambrium menyangkal
pernyataan ini sejak awal. Anggota tertua filum Chordata yang dapat dikenali
dari jaman Kambrium adalah makhluk laut yang disebut Pikaia, yang tubuh
panjangnya, pada pandangan pertama, mengingatkan kita pada cacing. Pikaia
muncul pada saat yang bersamaan dengan spesies lain dalam filum tersebut yang
diajukan sebagai nenek moyang mereka, dan tanpa bentuk peralihan di antara
mereka. Profesor Mustafa Kuru, seorang ahli biologi evolusi Turki, mengatakan
dalam bukunya Vertebrata.
Tidak
ada keraguan bahwa chordata telah berevolusi dari invertebrata. Akan tetapi,
ketiadaan bentuk peralihan antara invertebrata dan chordata mengakibatkan orang
mengajukan berbagai dugaan.
Jika
tidak ada bentuk peralihan antara choradata dan invbertebrata, lalu mengapa
seseorang bisa berkata "tidak ada keraguan bahwa chordata telah berevolusi
dari invertebrata?" Menerima anggapan tanpa bukti yang mendukungnya, tanpa
terbersit keragu-raguan, jelaslah bukan sebuah pendekatan ilmiah, tetapi sebuah
dogma. Setelah pernyataan ini, Profesor Kuru mengkaji dugaan kaum evolusionis
berkenaan dengan asal usul vertebrata, dan sekali lagi mengakui bahwa rekaman
fosil chordata hanya terdiri atas celah-celah. Pandangan yang disebutkan di
atas tentang asal usul chordata dan evolusi selalu ditanggapi dengan prasangka,
karena tidak berlandaskan pada rekaman fosil.
Ahli
biologi evolusi terkadang menyatakan bahwa alasan mengapa tidak ada rekaman
fosil berkenaan dengan asal usul vertebrata adalah karena invertebrata memiliki
jaringan lunak dan karenanya tidak meninggalkan jejak fosil. Akan tetapi
penjelasan ini sungguh tidak realistis, karena terdapat banyak sekali fosil
invertebrata. Hampir semua organisme dalam Kala Kambrium adalah invertebrata,
dan puluhan ribu contoh fosil dari spesies-spesies ini telah dikumpulkan.
Sebagai contoh, terdapat banyak fosil hewan berjaringan lunak di lapisan
Burgess Shale Kanada. (Para ilmuwan berpikir bahwa invertebrata menjadi fosil,
dan jaringan lunak mereka tetap utuh pada daerah semacam Burgess Shale, karena
secara tiba-tiba tertutupi oleh lumpur dengan kandungan oksigen sangat rendah.
Teori
evolusi beranggapan bahwa Chordata pertama, seperti Pikaia, berevolusi menjadi
ikan. Akan tetapi, sama halnya dengan yang dianggap sebagai evolusi Chordata,
teori evolusi ikan juga kekurangan bukti fosil yang mendukungnya. Sebaliknya,
semua kelas yang berbeda dari ikan muncul dalam rekaman fosil secara tiba-tiba
dan dalam bentuk sempurna. Terdapat jutaan fosil invertebrata dan jutaan fosil
ikan; namun tidak satu fosil pun yang merupakan peralihan antara mereka. Robert Carroll mengakui kebuntuan
evolusionis pada asal usul beberapa kelompok di antara vertebrata-vertebrata
awal.
Kita
masih belum memiliki bukti atas terjadinya peralihan antara cephalochordata dan
craniata. Makhluk paling awal yang dikenali sebagai vertebrata telah memiliki
semua ciri-ciri pasti dari craniata yang bisa kita harapkan tertinggal dalam
fosil. Tidak diketahui fosil yang menunjukkan asal usul vertebrata berahang.
Seorang
ahli paleontologi lainnya, Gerald T. Todd, mengakui kenyataan yang serupa dalam
sebuah artikel yang berjudul "Evolusi Paru-paru dan Asal Usul Ikan
Bertulang".
Ketiga
sub divisi dari ikan bertulang muncul pertama kali dalam rekaman fosil
kira-kira pada waktu yang sama. Mereka telah sangat berbeda dalam bentuk, dan
telah sepenuhnya berkerangka.
Chordata invertebrata
dan asal mula vertebrata
Berdasarkan
kemiripan tertentu dalam perkembangan embrionik awal, chordata di kelompokkan
sebagai deuterostoma bersama-sama dengan echinodermata (lihat bab 32).
Vertebrata membentuk satu subfilum dan filum chordata. Chordata juga meliputi
dua subfilum invertebrata, yaitu urochordata dan cephalochordata.
Empat
ciri anatomis yang merupakan karakteristik filum chordata
1.
Notokord
Chordata
di namai berdasarkan suatu struktur kerangka, yaitu notokord, yang di temukan
pada semua embrio chordata. Notokord adalah batang fleksibel dan longitudinal
yang terdapat di antara saluran pencernaan dan tali saraf. Terdiri dari sel-sel
besar penuh cairan yang terbungkus daam jaringan serat yang agak kaku, notokord
menyokong kerangka di sebagian besar panjang tubuh hewan tersebut. Notokord
tetap di pertahankan pada beberapa chordata invertebratab dewasa dan vertebrata
primitif dewasa. Namunh demikian, pada sebagian besar vertebrata suatu kerangka
bersendi yang lebih kompleks berkembang dan hewan dewasa hanya mempertahankan
sisa-sisa notokord embrionik misalnya sebagian bahan bergelatin pada cakram di
antara vertebra manusia.
2.
Tali saraf dorsal
berlubang
Tali
saraf suatu embrio chordata berkembangb dari suatu lempengan endoderm yang
menggulung menjadi suatu bentuk tabung yang terletak dorsal terhadap notokord
nya. Hasilnya adalah tali saraf yang dorsal dan berlubang yang hanya di
milikioleh hewan chordata. Anggota filum lain memiliki tali saraf yang tidak
berlubang yang umumnya terletak di bagian ventral. Ali saraf suatu embrio
chordata berkembang menjadi sistem saraf pusat; otak dan tulang belakang.
3.
Celah faring
Saluran
pencernaan chordata memanjang dari mulut sampai ke anus. Daerah yang terletak
tapaqt posterior terhadap mulut adalah faring, yang membuka arah ke bagian luar
hewan melalui beberapa pasang celah. Celah faring ini memungkinkan air yang
masuk melalui mulut dapat keluar tanpa harus terus mengalir ke seluruhan
saluran pencernaan. Celah faring berfungsi sebagai alat untuk memakan suspensi
pada banyak chordata invertebrata. Celah-celah tersebut dan struktur yang
menyokong nya telah termodifikasi untuk pertukaran gas (pada vertebrata
akuatik), penyokong rahang, pendengaran, dan fungsi-fungsi lain selama evolusi
vertebrata.
4.
Ekor pascaanus yang
berotot
Sebagian
cordata memiliki ekor yang memanjang ke arah yang fosterior terhadap anus.
Sebaliknya, sebagian besar hewan yang bukan cordata memiliki saluran pencernaan
yang membentang hampir di sepanjang tubuh nya. Ekor kordata mengandung unsur
otot kerrngka serta menyediakan sebagian besar gaya dorong pada banyak speies
akuatik.
![]() |
Gambar
1. 1 karakteristik filum chordata
Chordata invertebrata
memberikan petunjuk mengenai asal mula vertebrata
Anggota-anggota
dari kedua subfilum chordata invertebrata, urochordata dan cephachordata,
menggambarkan bangun tubuh chordata dalam versinya yang paling “telanjang”
tanpa ciri tambahan yang berkembang pada vertebrata. Kajian urochordata dan
cephalochordata juga memberikan petunjuk akan asal mula vertebrata.
Subfilum urochordata.
Urochordata
umumnya disebut dengan tunikata. Sebagian besar tunikata adalah hewan laut yang
diam menempel pada batuan, galangan kapal, dan sampan. Tunika yang lain hidup
seperti plankton. Beberapa spesias hidup membentuk koloni. Air laut memasuki
hewan itu melalui sifon arus masuk, kemudian lewat melalui celah faring ke dalam
suatu ruangan yang di sebut atrium, dan keluar melalui sifon arus keluar atau
atriopori. Makanan yang di saring dari aliran air ini oleh suatu jaring mukus
di lewatkan oleh silia ke dalam usus halus. Arus mengeluarkan isinya melalui
alran arus keluar. Keseluruhan hewan itu di selubungi oleh suatu tunik (jubah)
yang terbuat dari karbohidrat yang mirip selulosa. Karena tunikata
menyemprotkan air yang keras melalui sifon arus keluarnya ketika di ganggu,
maka tunikata disebut juga penyemprot laut.
Tunikata dewasa hanya sedikit sekali
menyerupai chordata. Hewan ini tidak menunjukan adanya bekas notokord, juga
tidak dapat terdapat tali saraf atau ekor. Hanya celah faring yang
memperlihatkan adanhya hubungan tunikata ddengan chordata lain. akan tetapi, ke
empat ciri khas chordata itu terlihat jelas bentuk larva dari beberapa kelompok
tunikata. Larva berenang hingga menempel melalui kepalanya ke suatu permukaan
dan mengalami metamorfosis. Saat itulah sebagian besar ciri khas hewan chordata
yang di miliki nya menghilang. Pada beberapa tunikata, jika suatu gen tunggal
(yang disebut Manx, berdasarkan nama bangsa kucing yang tidak memiliki ekor) di
matikan selama perkembangan, larva tunika yang biasanya berekor akan menjadi
tidak berekor, Ekspresi Manx juga sangan penting untuk perkembangan notokord
dan tali saraf dorsal. Sekali lagi, kita di arahkan ke hipotesis bahwa ada
sejumlah kecil gen pengatur perkembangan yang mungkin telah di kaitkan dengan
evolusi dari beberapa ciri dasar dari bangun tubuh hewan-dalam kasus ini
rangkaian karakteristik yang mendefinisikan sebuah chordata.

Gambar
1.2 Gambar subfilum Urochordata.
Subfilum
cephalochordata
Dikenal
sebagai lancelet karena bentuknya yang mirip mata pisau, cephalochordata sangat
menyerupai chordata ideal seperti yang ditampilkan pada gambar 34.1 . notokord
;tali saraf dorsal berlubang; celah insang yang banyak; dan ekor pascaanus
yangb semuanya bertahan sampai masa dewasa (34.3). hewan laut yang kecil yang
hanya beberapa sentimeter panjangnya, lancelet menggeliat mundur masuk ke dalam
pasir dan hanya menampakkan ujung anteriornya. Suatu jaring mukus yanb
tersembunyi di sepanjang celah celah faring menjerat pertikjel makanan kecil
dari air laut yang di tarik ke dalam mulut dengan pemompaan silia. air keluar
melalui celah, dan makanan yang terjerat akan di alirkan masuk ke dalam saluran
pencernaan.
Seekor lancelet seringkali
meninggalkan lubang sarangnya dan berenang ke suatu lokasi yang baru. Meskipun
merupakan perenang yang lemah, chordata invertebrata ini menunjukkan bentuk
yang sederhana dari mekanisme renang pada ikan. Kontraksi otot terkoordinasi
yang tersusun secara berangkai seperti barisan tanda pangkat (**) di sepanjang
sisi notokord akan menegangkan notokord tersebut, menghasilkan undulasi,
gerakan ombak, yang mendorong tubuh ke arah depan. Rangkaian perototan ini
merupakan bukti adanya segmentasi pada lancelet. Segemn otot berkembang dari
potong potongan mesoderm yang disebut somit, yang tersusun di sepanjang
masing-masing sisi notokord dari suatu embrio chordata. Chordata adalah hewan
yang bersegmen.

Gambar
1.3 Subfilum Cephalochordata lancet
Hubungan antara
chordata-invertebrata dan vertebrata
Para
ahli paleontologi telah menemukan fosil invertebrata yang menyerupai
cephaliochordata di burfgess shale of british columbia, canada .fosil itu
berumur sekitar 545 juta tahun, sekitar 50 jjta tahun lebih tua dibandingkan
dengan vertebrata tertua yang di ketahui sejauh ini. Catatan pada batuan
tersebut terlalu tidak sempurna bagi kita untuk dapat melacak kembali asal mula
dari vertebrata pertama yang berasal dari nenek moyang invertebrata, tetapi
kita adapat menhajukan hipotesis logis mengenai evolusi ini berdasarkan anatomi
dan embriologi perbandingan. Banyak ahli biologi berpendapat bahwa nenek moyang
vertebrata adalah hean yang makan dengan mengambil suspensi, mirip dengan
cephalochordata, dan memiliki ke empat ciri dasar chordata tersebut. Penelitian
terbaru oleh para ahli sistematika molekuler mendukung hipotesis bahwa
cephalochordata adalah kerabat terdekat vertebrata.
Baik cephalochordata maupun
vertebrata mungkin telah berevolusi dari leluhur sesil yang sama melalui
paedogenis, perkembangan dini kematangan seksual pada larva. Perhatikan bahwa
seekor cephalochordata tampak lebih mirip dengan larva urochordata dibandingkan
dengan urochordata dewasa(bandingkan gambar 34.2 dan 34.3). perubahan dalam gen
yang mengontrol perkembangan dapat mengubah waktu terjadinya perkembangan
tersebut, misalnya pematangan gonad. Mungkin perubahan seperti itu terjadi pada
leluhur cephalochordata dan vertebarata, menyebabkan gonad menjadi matang pada
larva yang hidup berenang sebelum di mulainya metamorfosis menuju bentuk dewasa
yang sesil. Jika larva bereproduksi itu sangat berhasil, seleksi alam mungkin
telah memperkuat paedogenesis dan menghilangkan tahapan metamorfosis.
Meskipun cephalochordata dan
vertebrata kemungkinkan berevolusi dari leluhur chordata yang sama, mereka
memisah sekitar setengah miliar tahun silam sehingga memiliki banyak perbedaan
penting.
Kelompok vertebrata
yang masih hidup saat ini
|
Karakteristik utama
|
Contoh-contoh
|
Superkelas agnatha
|
Vertebrata tak berahang; kerangka
bertulang rawan; lidah seperti parut; notokord tetap ada sepanjang hidup;
hidup di laut dan air tawar, spesies yang hidup tidak memiliki anggota badan
yang berpasangan
|
Lamprey, hagfish
|
Kelas myxini
|
Pemakan bangkai yang hidup di laut ;
mulut din kelilingi oleh tentakel pendek; tidak ada tahapan larva
|
Hagfish
|
Kelas cephalaspidomorphi
|
Hidupm di laut dan air tawar mulut di
kelilingi oleh penyedot yang dapat melekat; larva (ammocoetes ) adalah
pemakan susvensi; saat dewasa menjadi varasit atau tidak makan sama sekali
|
lamprey
|
Super kelas gnathostomata
|
Vertebrata dengan rahang berengsel;
notokord sebagian besar atau sepenuhnya di gantikan dengan vertebrata pada
hewan dewasa sebagian besar spesies; anggota badan berpasangan
|
Semua vertebrata yang masih hidup
kecuali lamprey dan hagfish
|
Kelas chondrichthyes
|
Ikan bertulang rawan; rangka bertulang
rawan; memiliki rahang; trespirasi melalui ingsang;pembuahan internal; bisa
bertelur atau melahirkan anak; indra yang tajam, termasuk gurat sisi
|
Hiu, ikan pari
|
Kelas osteichthyes
|
Ikan bertulang keras; kerangka dan
rahang bertulang; sebagian besar spesies melakunan pembuahan external dan
mengeluarkan telur dalam jumlah banyak; pernafasan terutama melalui ingsang;
banyak antaranya memiliki kantung renang; hidup di laut atau air tawar
|
Bandeng, ikan air tawar, ikan kakap,
ikan tuna
|
Kelas ampibi
|
Anggota badan yang di adaptasikan
untuk pergerakan di darat(kondidsi tetrakoda);tahapan larva akuatik
bermetamorfosis menjadi hewan darat (banyak spesies); bisa bertelur atau
melahirkan anak; pernafasan melalui paru-paru dan atau kulit
|
Salamander, kadal air, katak, caecilia
|
Kelas reptilia
|
Tetrapoda darat dengan kulit bersisik;
pernafasan melalui paru-paru; menelurkan telur amiotik bercangkang atau
melahirkan anak
|
Ular, kadal, kura-kura, buaya
|
Kelas aves
|
Tetrapoda berbulu; kaki depan yang
termodifikasi menjadi sayap; pernafasan melalui paru-paru;l endotermik;
pembuahan internal; telur amniotik bercangkang; penglihatan yang tajam
|
Burung hantu, burung gereja, pinguin,
elang
|
Kelas mamalia
|
Tetrapoda dengan anak yang di beri
makan dari kelenjar susu betina; berambut; diafragma yang memventilasi
paru-paru; endortermik; kantung amniotik ; sebagian besar melahirkan anak
|
Monotrema (misalnya platipus);
marsupial; (misalnya kanguru);eutheria(mialnya rodensia
|
KLASIFIKASI
1. Kelas Agnata (Tidak berahang)
Hidup di air laut dan air tawar,
lidahnya seperti parut, gigi dari zat tanduk. Hidup tidak memiliki anggota
badan yang berpasangan, bertindak sebagai pemangsa dan parasit.
2. Kelas Chondrichthyes (bertulang
rawan)
Memiliki rahang, memiliki sirip yang
berpasangan, lubang hidung yang berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan
memiliki rangka yang terdiri dari tulang rawan. Dibagi menjadi dua subkelas,
yaitu: Elasmobranchii (hiu, pari, dan skate) dan Holocepahli (kimera, dapat
disebut dengan hiu setan).
Rangka ikan bertulang rawan yang
hidup di air payau : Notokorda, yang ada pada yang muda (notokorda: batang kaku
jaringan sepanjang bagian belakang tubuh), lambat laun akan digantikan oleh
tulang rawan. Chonrichthyes atau ikan bertulang rawan juga tidak memiliki
rusuk, maka jika mereka keluar dari airm berat tubuh dari spesies besar dapat
menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas.
Karena tidak memiliki sumsum tulang,
sel darah merah di produksi di limpa dan jaringan khusus di kelaminnya. Mereka
juga menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig yang hanya di temukan pada
ikan bertulang rawan, meskipun beberapa ikan bertulang belakang tidak
memilikinya. Organ lain yang dimilikinya yaitu organ epigonial yang mungkin
berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali, grup yang sangat
tespesialisasi tidak memiliki kedua organ ini. Chondrichthyes terdiri dari
Fossil hidup seperti hiu
Contoh:
‐
Ikan lele (Ameiurus
melas)
‐
Ikan Bader(Perca sp)
‐
Kuda Laut (Hippocampus
sp)
‐
Salmon (Oncorhynchus
sp)
3. Kelas Osteichthyes (bertulang
sejati)
·
Hidup sebagai penyaring makanan atau sebagai predator.
·
Permukaan tubuh ditutupi sisik bertipe sikloid dan stenoid
·
Ciri utamanya yaitu perkembangan paru-paru dan gelembung
renang. Gelembung renang yaitu kantong udara untuk mengubah daya apung dan
sebagai alat bantu bernapas. Sedangkan paru-paru merupakan ciri khas dari tiga
subclass ikan bertulang sejati yaitu Crossoptreygii dan Brachyopterygii
·
Mempunyai gurat sisi, indra mata, telinga dalam dengan tiga
saluran semisirkuler dan memiliki otolit untuk keseimbangan
·
Habitatnya di laut, rawa, atau air tawar.
- Contoh :
Ikan lele (Ameiurus melas)
Belut (Anguilla sp)
Ikan bader (Perca sp)
Kuda laut (Hippocampus sp)
Salmon(Oncorhynchussp)
SUPERKELAS GNATHOSTOMATA II : TETRAPODA
Amphibia
adalah kelas tetrapoda yang paling tua. Vertebrata pertama didarat adalah
anggota kelas amphibia. Saat ini kelas tersebut diwakili oleh kurang lebih 4000
spesies katak, salamander, dan caecilian (makhluk tak bertungkai yang membuat
lubang untuk sarang dihutan tropis dan danau air tawar).
Amphibia Awal

Gambar 1
(Gambar 1.4, Asal mula tetrapoda.
Leluhur tetrapoda mungkin mirip dengan ikan sirip lobus.)
Beberapa
fosil ikan bersirip lobus ,termasuk hewan rhipidistian yang bernama
Eusthenopteron, menunjukan banyak kemiripan anatomis lainnya dengan amphibia
yang paling awal. suatu hipotesis lama berlaku yang menyatakan bahwa ikan
bersirip lobus dari masa devon sangat dekat hubungan nya dengan leluhur
tetrapoda. Namun demikian, beberapa bukti molekuler menyarankan bahwa lungfish
secara filogenetik lebih dekat dengan amphibia dibandingkan dengan ikan
bersirip lobus.
Fosil amphibia tertua disimpulkan
berasal dari akhir masa devon, sekitar 356 juta tahun silam.kemungkinan
sebagian besar hewan – hewan amphibia pertama merupakan hewan aquatik ,yang
kadang – kadang mengembara ke darat untuk menghindari ikan karnivora atau
mengeksploitasi makanan yang berlimpah ,yang mendahului amphibia hidup didarat
. Radiasi adaptif tetrapoda paling awal menghasilkan suatu keanekaragaman
bentuk-bentuk baru. Banyak amphibia masa karboniferus sangat menyerupai
reptilia. Beberapa diantaranya mencapai panjang 4 m. Karena amphibia merupakan
satu satu nya vertebrata disarat pada akhir masa devon dan awal masa
kaboniferus, era amphibia merupakan nama yang tepat untuk masa karboniverus.
Jumlah amphibia mulai menyusut menjelang akhir masa karboniferus. Setelah zaman
mesozoikum dimulai dengan masa trias, sekitar 245 juta tahun silam, sebagian
besar hewan yang selamat dari garis keturunan amfibia menyerupai spesies
modern.
Amfibia Modern
Terdapat
tiga ordo kelas amfibia yang masih hidup saat ini.



(Gambar 1.5 ordo urodela) (Gambar 1.6, anura ) (Gambar 1.7, Apoda)
Hanya ada
sekitar 400 spesies dari ordo urodela. Beberapa diantaranya hanya hidup diair
,tetapi yang lain hidup didarat sebagai hewan dewasa atau bahkan sepanjang masa
kehidupan. Sebagaian besar saalamander yang hidup didarat berjalan dengan
pembengkokan badan dari sisi kesisi yang mirip dengan cara berjalan tetrapoda
awal.
Anura,
yang beranggotakan hampir 3500 spesies, lebih terspesialisasi dibandingkan
dengan urodela untuk pergerakan di darat. Katak dewasa menggunakan kaki
belakang nya yang kuat itu untuk melompati ditanah. Seekor katak meangkap lalat
dengan cara menjulurkan lidah panjang nya yang lengket, yang bertaut ke bagian
depan mulut. Katak memperlihatkan beraneka ragam adaptasi yang membantu mereka
untuk menghindari serangan pemangsa yang lebih besar. Sama dengan amfibia lain,
banyak katak memperlihatkan pola warna yang menyamarkan. Kelenjar kulitkatak
menghasikan mukus ,yang tidk enak,bahkan beracun. Banyak spesies beracun
memiliki pola warna yang cerah, yang sebenarnya memberikan peringtan kepada
pemangsa yang kemudian mengaitkan pola warna itu dengan bahaya.
Apoda
disebut juga caecilian, (sekitar 150 spesies), tidak bertungkai dan hampir
buta, dan sangat menyerupai cacing tanah. Caecilian hidup didaerah tropis
dimana sebagian besar spesies ini bersarang dalam lubang didalam tanah hutan
yang lembab ,beberapa anggota ordo apoda diamerika selatan hidup dalam kolam
dan aliran air tawar.
Amhibia
berarti ‘’ dua kehidupan ‘’ yang mengacu kepada metamorfosis banyak jenis
katak. Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak ,umum nya adalah
herbivora akuatik dengan insang ,sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan dan
ekor panjang bersirip. kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara
menggeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorfosis yang
berakhir dengan ‘’kehidupan kedua’’,kaki kerkembang ,insang dan sistem gurat
sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru paru untuk bernapas ,sepasang
gendang telingga eksternal,dan sistem pencernaan yang diadaftasikan untuk
mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora ,merangkak ketepian dan memulai
kehidupan didarat .namun demikian,meskipun menyandang nama amfibia, banyak
jenis katak tidak melalui tahapan kecebong akuatik, dan banyak amfibia tidak
hidup didua kehidupan aquatik dan terestrial. Beberapa katak ,salamander ,dan
celicilian ada yang hanya hidup diair dan ada yang hidup didarat. Selain itu,
larva salamander dan cecilian sangat menyerupai bentuk hewan dewasa ,dan baik
larva maupun hewan dewasa itu adalah hewan karnivora . paedagogenesis sangat
umum terjadi pada beberapa kelompok salamander, misalnya mempertahankan insang
dan ciri larva lainnya ketika mencapai kematangan seksual.
Sebagian
besar amfibia tetap hidup didekat air ,dan paling berlimpah dihabitat yang
lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Bahkan katak yang beradaptasi dengan habitat yang lebih kering menghabiskan
banyak waktunya di dalam lubang sarang atau di bawah daun yang lembab, dimana
kelembaban sangat tinggi. Sebagian besar amfibia sangat bergantung pada kulit
nya yang lembab untuk melakukan pertukaran gas dengan lingkungan nya. Beberapa
spesies darat tidak memiliki paru-paru dan bernapas hanya melalui kulit dan
rongga mulut nya.
Telur
amfibia tidak memiliki cangkang dan akan kehilangan air dengan cepat di udara
kering. Fertilisasi terjadi secara eksternal pada sebagian besar spesies dengan
jantan mendekap betina dan menumpahkan spermanya diatas telur telur yang
dikeluarkan betina. Gambar . Amfibia
umum nya bertelur dikolam ,rawa, atau paling tidak dilingkungan yang lembab.
Beberapa spesies bertelur sangat banyyak didalam kolam sementara, dan angka
kematian nya sangat tinggi. Sebaliknya, beberapa spesies memperlihatkan
berbagai macam pemeliharaan anak dan menelurkan telur dalam jumlah relatif
sedikit. Bergantung pada spesies ,baik jantan atau betina bisa mengerami telur
di punggung nya ,dalam mulut atau bahkan dalam perut nya. Katak pohon tropis
tertentu menyimpan masa telur nya didalam sarang lembab dan berbusa yang tahan
terhadap kekeringan. Ada juga beberapa spesies ovovivivar dan vivipar yang
menyimpan telur di dalam saluran reproduksi betina ,di mana embrio dapat
berkembang tanpa harus mengalami kekeringan.
Banyak
amfibia memperlihatkan perilaku sosial yang kompleks dan beranekaragam ,khusus
nya selama musim kawin.katak umum nya merpakan makhluk yang diam ,tetapi banyak
spesies mengeluarkan suara-suara untuk memanggil pasangan kawin selama musim
kawin. Jantan bisa bersuara keras untuk memperlihatkan daerah kawin atau untuk
menarik betina. Pada beberapa spesies darat, migrasi ke tempat kawin yang
spesifik bisa melibatkan komunikasi suara , navigasi angkasa atau sinyal kimia.
Evolusi
telur amniotik memperbesar keberhasilan vertebrata di darat
Evolusi
reptil dari nenek moyang amfibia melibatkan banyak adaptasi untuk kehidupan di
darat. Telur amniotik ,suatu adaptasi reproduktif yang memungkinkan vertebrata
darat menyesuaikan siklus hidupnya di darat danbenar benar meninggalkan air,
merupakan suatu teobosan yang penting.
Berlawanan dengan telur amfibia yang tidak bercangkang, telur amniotik (
burung, sebagian besar reptilia dan beberapa mamalia). Memiliki cangkang telur
yang menahan air sehingga dapat dikeluarkan didaerah kering.sebagian besar
mamalia tidak lagi menghasilkan telur bercangkang ,sebagai gantinya,embrio
menempel pada dinding uterus dan mendapatkan makanan dari induk nya.
Reptilia
,burung dan mamalia memiliki membran khusus didalam telur amniotik tersebut.
Membran itu disebut sebagai membran ekstraembrionik karena membran tersebut
bukan bagian dari tubuh hewan yang sedang berkembang. Struktur tersebut
berfungsi dalam pertukaran gas, penyimpanan air dan transfer zat nutrisi yang
disimpan ke embrio. Membran berkembang dari lapisan jaringan yang tumbuh keluar
dari embrio. Telur amniotik dinamai seperti itu karena adanya salah satu
membran tersebut , yaitu amnion ,yang menyelubungi ruangan cairan amniotik yang
merendam embrio dan bertindak sebagai peredam guncangan hidrolik . bersama sama
reptilia ,burung dan mamalia membentuk satu kelompok monofiletik ,yaitu
amniota.
Semua
hewan amniota memiliki ciri yang diturunkan dari reptilia.
,suatu
kelompok yang beranekaragam dengan banyakgaris keturunan yang sudah punah,saat
ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies ,sebagian besar kadal ,ular , penyu atau
kura kura ,dan buaya. Ini adalah pengelompokan tradisional dan didasarkan pada
kemiripan semua tetrapoda tersebut. Namun demikian , analisis kladistik
menunjukan bahwa pengelompokan semua vertebrata tersebut di dalamsatu kelas
yang tidak menyertakan burung merupakan suatu hal ang tidak sesuai dengan
filogeni. Burung tampaknya memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat
dengan buaya dari pada antara kura kura.pada kenyataan nya , kelas reptilia
tidak dapat didefinisikan kecuali oleh tidak adanya ciri ciri yang membedakan
burung (bulu terbang) dan mamalia ( rambut dan kelenjar susu) . terlepas dari
permasalahan taksonomik ini , mempelajari reptilia ( dalam pengertian
tradisional ) memberikan suatu fakta fakta yang membantu kita memahami semua
hewan amniota. Dengan demikian, kita akan mengikuti tradisi dalam kasus ini dan
mengakui kelas reptilia, aves dan mamalia yang sudah dikenal.
Karakteristik
reptilia
Reptilia
memiliki beberapa adaptasi untuk kehidupan darat yang umum nya tidak di temukan
pada amfibia. Sisik yang mengandung protein keratin membuat kulit reptilia
kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Kulit
berkeratin merupakan analog hewan vertebrata dari kutikula berkitin pada
serangga dan kutikula berlilin pada tumbuhan darat. Karena reptilia tidak dapat
bernapas melalui kulit yang kering, maka sebagian reptil mendapatkan semua
kebutuhan oksigen nya melalui paru paru. Banyak kura kura juga menggunakan
permukaan lembab pada kloaka nya untuk pertukaran gas.
Sebagian
besar reptilia mengasilkan telur amniotik bercangkang . fertilisasi pada
reptilia harus terjadi secara internal ,sebelum cangkang itu disekresikan
melalui saluran reproduksi betina. Beberapa spesies ular dan kadal adalah hewan
vivivar , membran ekstraembrionik nya membentuk plasenta yang memungkinkan
embrio mendapatkan nutrien dari induknya.
Reptilia
kadang kadang di beri nama sebagai hewan ‘’berdarah dingin’’ karena tidak
menggunakan metabolisme nya secara luas untuk mengontrol suhu tubuh. Akan
tetapi, reptilia mengatur suhu tubuh nya menggunakan adaptasi prilaku.sebagai
contoh, banyak kadal mengatur suhu internalnya dengan cara berjemur dibawah
terik matahari ketika udara sejuk dan mencari tempat berteduh ketika udara
terlalu panas. Karena mereka menyerap panas eksternal dan tidak menghasilkan
nya sendiri , reptilia juga dikatakan sebagai hewan ,suatu istilah yang lebih
tepat dibandingkan dengan berdarah dingin. Dengan langsung memanaskan diri
dengan energi matahari dan bukan dengan cara perombakan makanan secara
metabolis, seekor reptilia dapat bertahan hidup dengan asupan kalori kurang
dari 100% kalori yang diperlukan oleh mamalia dengan ukuran tubuh yang sama.
Masa
reptilia
Reptilia
jauh lebih menyebar ,lebih banyak jumlahnya ,dan lebih beraneka ragam selama
zaman mesozoikum dibandingkan dengan saat ini.
Fosil reptilia tertua ditemukan di
batuan yang berasal dari akhir masa karboniferus berumur sekitar 300 juta
tahun. Leluhurnya adalah salah satu diantara amfibia dimasa devon. Dalam dua
gelombang besar radiasi adaptif ,reptilia menjadi vertebrata darat yang dominan
dalam suatu dinasti yang bertahan selama lebih dari 200 juta tahun.
Penyebaran
reptilia utama pertama kali terjadi pada awal masa premium ,yaitu masa terakhir
paleozoikum , dan menjadi dua cabang evolusi utama.
1. Tetrapsida cabang tersebut meliputi beranekaragam
reptilia yang mirip mamalia yang disebut tetrapsida , termasuk organisme yang
kemungkinan merupakan leluhur mamalia.
2.
Sauropsida cabang
tersebut menghasilkan semua amniota modern kecuali mamalia. Sauropsida terbagi
menjadi dua sub cabang relatif awal dalam sejarah nya:
a. Kura
kura adalah satu satunya jenis yang selamat dari kelompok reptil.
b.
Diapsida , kadal ,ular
dan buaya adalah diapsida yang masih hidup saat ini yang diklasifikasikan
sebagai reptilia.dinosaurus dan beberapa kelompok lain yang sudah punah juga merupakan anggota
diapsida. Analisis kladistik memberikan bukti yang kuat bahwa burung adalah
kerabat terdekat yang masih hidup bagi dinosaurus yang sudah punah tersebut.
Radiasi reptilia yang paling besar terjadi
untuk kedua kalinya selama akhir masa trias(sedikit lebih dari 200 juta tahun
silam ) dan terutama ditandai oleh asal mula dan keanekaragaman dua kelompok
reptilia, dinosaurus yang hidup didarat , dan pterosaurus atau reptilia
terbang. Kelompok ini merupakan vertebrata yang dominan dibumi selama jutaan
tahun. Pterosaurus meliliki sayap yang terbentuk dari membran kulit yang
diregangkan dari dinding tubuh ,sepanjang tungkai depan ,sampai keujung jari
yang memanjang. Serat kaku memberikan penyokong bagi kulit sayap . dinosaurus
,suatu kelompok yang sangat beraneka ragam dalam hal bentuk tubuh ,ukuran ,dan
habitat termasuk hewan terbesar yang pernah menghuni daratan. Fosil dinosaurus
raksasa yang ukuran panjangnya 45 m baru baru ini telah digali di new mexico
dan utah.
Berlawanan
dengan pandangan yang selama ini berlaku bahwa dinosaurus makhluk yang lamban,
terdapat semakin banyak bukti bahwa banyak dinosaurus merupakan ewan yang
sangat lincah ,bergerak cepat, dan pada beberapa spesies bersifat sosial . para
ahli paleontologi juga telah menemukan tanda tanda adanya pengasuhan oleh induk
pada dinosaurus . Perdebatan terus berlangsung mengenai topik apakah dinosaurus
merupakan hewan yang mampu mempertahankan suhu tubuh tetap konstan melalui
metabolisme . beberapa bukti anatomis mendukung hipotesis ini, tetapi sebagian
besar ahli sangat meragukan nya. Iklim saat zaman mesozoikum relatif hangat dan
tetap cukup untuk mempertahankan suhu tubuh yang sesuai , khusus nya bagi
dinosaurus darat. Selain itu, dinosaurus besar memiliki rasio luas permukaan
tubuh terhadap volume tubuh yang kecil sehingga mengurangi pengaruh fluktasi
harian suhu udara terhadap suhu internal hewan itu.
Krisis
kretaseus , masa teakhir zaman mesozoikum , iklim menjadi lebih sejuk dan lebih
bervariasi . ini merupakan periode kepunahan massal , dan kecuali untuk
beberapa dinosaurus yang bertahan hidup sampai ke awal zaman senozoikum , semua
reptilia tersebut telah punah pada zaman masa kretaseus , sekitar 65 juta tahun
silam.
Reptilia
Modern
Tiga
ordo reptilia hidup yang terbesar dan paling beranekaragam (dengan jumlah total
sekitar 6500 spesies)adalah chelonia (kura-kura , squamata (kadal dan ular),
dan crocodilia (aligator dan buaya ).
Kura-kura
berkembang selama zaman mesozoikum dan hanya sedikit berubah sejak itu .cangkang
nya yang umum nya keras ,suatu adaptasi yang melindungi diri dari predator ,
benar benar turut membantu keberhasilan jangka panjang tersebut. Kura kura yang
kembali ke air selama berevolusi merangkak ke pantai untuk meletakan telur nya.
Kadal
adalah reptilia yang paling banyak jumlah nya dan paling beraneka ragam yang
masih hidup saat ini. Sebagian besar diantaranya berukuran relatif kecil ,
mungkin mereka mampu bertahan hidup melewati ‘’bencana’’
Kretaseus
dengan cara bersarang dilubang dan menurunkan aktivitas selama musim dingin ,satu aktivitas yang masih
dilakukan oleh kadal modern. Ular sebenarnya adalah keturunan kadal yang
memakai gaya hidup bersarang dalam lubang .saat ini, sebagian besar ular hidup diatas
permukaan tanah , tetapi mereka masih tetap tidak bertungkai. Namun demikian,
sisa sisa tulang tungkai dan pelvis pada ular primitif seperti ular boa,
merupakan bukti bukti bahwa berevolusi dari reptilia yang berkaki.
Ular adalah hewan karnivora, dan
sejumlah adaptasi telah membantu mereka dalam pemburuan mangsa. Mereka memiliki
sensor kimia yangsangat tajam , dan meskipun mereka tidak memiliki gendang
telinga , ular sangat sensitif terhadap getaran di darat , sehingga membantu
mereka mendeteksi pergerakan mangsa. Organ pendeteksi panas antara mata dan
lubang hidung ular berbisa , termasuk ular derik , sangat sensitif terhadap
perubahan suhu kecil,sehingga pemburu malam ini mampu menemukan hewan yang
bersuhu hangat,
Buaya dan aligator merupakan
sebagian dari reptilia hidup yang paling besar. Mereka menghabiskan waktu nya
dalam air dan menghirup udara melalui lubang hidung nya yang membuka ke atas.
Hewan crocodilian hanya hidup di daerah hangat afrika,cina,indonesia, india ,
australia , amerika serikat., dimana jumlah aligator jauh meningkat setelah
bertahun tahun berada dalam daftar spesies yang terancam punah dan dilindungi.
Burung berawal sebagai
reptilia terbang
Kelas
Aves (Burung) berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada zaman
mesozoikum. Telur amniotik dan sisik pada kaki hanyalah dua diantara semua ciri
khas reptilia yang kita temukan pada burung. Akan tetapi burung modern tampak
sangat berbeda dari reptilia modern karena memiliki bulu dan perkakas terbang
lainnya yang khas.
Karakteristik burung
Hampir
setiap bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa hal
untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung memiliki struktur
internal yang menyerupai sarang lebah, yang membuat mereka kuat namun ringan.
Terbang memerlukan banyak sekali pengeluaran energi dari metabolisme aktif.
Burung adalah hewan endotermik, mereka menggunakan panas metabolismenya sendiri
untuk mempertahankan suhu tubuh yang hangat dan konstan. Bulu dan lapisan lemak
pada beberapa spesies memberikan penyekatan yang memungkinkan unggas untuk
mempertahankan panas yang dihasilkan daro metabolisme tersebut. Sebuah sistem
pernapasan yang efisien dan sebuah sistem peredaran darah dengan sebuah jantung
empat-ruang menjaga agar jaringan tetap mendapat suplai oksigen dan zat-zat makanan
yang mencakupi sehingga mendukung laju metabolisme yag kuat. Paru-paru yang
efisien memiliki pipa halus yang menuju ke dan dari kantung udara elastis yang
membantu membuang panas dan mengurangi kerapatan tubuh. Untuk penerbangan yang
aman, alat indera, khususnya penglihatan harus tajam. Burung memiliki mata yang
sangat bagus mungkin yang terbaik diantara semua vertebrata. Daerah penglihatan
diotak berkembang sangat baik, seperti halnya juga daerah motorik, penerbangan
juga memerlukan koordinasi yang sangat bagus.

Gambar
1.8 Bentuk bulu burung
Dengan
otak yang secara proporsional lebih besar dibandingkan dengan otak reptilia dan
amfibia, burung umumnya memperlihatkan perilaku yang sangat kompleks. Tingkah
laku burung khususnya sangat rumit selama musim kawin, yaitu ketika burung
terlibat dalam ritual percumbuan yang sangat rumit. Karena telur sudah
bercangkang ketika dikeluarkan, fertilisasi harus terjadi secara internal.
Kopulasi melibatkan kontak antara lubang pasangan kawin tersebut, yaitu lubang
bukaan kloakanya masing-masing. Setelah telur diletakan, embrio burung harus
dipertahankan dan dijaga supaya tetap hangat dengan dierami oleh induk betina,
induk jantan, atau keduanya, bergantung pada spesies.
Adaptasi
burung yang paling jelas untuk terbang adalah sayap. Sayap burung merupakan
airfoil yang menggambarkan prinsip aerodinamika yang sama seperti sayap pesawat
terbang. Untuk menyediakan kekuatan untuk terbang burung mengepakkan sayapnya
dengan cara kontraksi otot pektoral (dada) besar yang ditambatkan ke suatu taju
(keel) pada tulang dada (strenum). Beberapa burung seperti burung rajawali dan
elang, memiliki sayanp yang didaptasikan untuk meluncur hanya dengan bantuan
aliran udara maupun tiupan angin dan hanya sekali mengepakan sayapnya. Burung
lain termasuk burung kolibri, harus mengepakan sayapnya terus menerus untuk
mempertahankan dirinya tetap melayang diudara. Pada kedua kasus tersebut,
bentuk dan pengaturan bulu itulah yang membentuk sayap menjadi suatu airfoil.
Bulu
adalah salah satu adaptasi vertebrata yang paling luar biasa karena sangat
ringan dan kuat. Bulu terbuat dari keratin, protein yang juga menyusun rambut
dan kuku kita dan sisik pada reptilia. Pertama kali bulu kemungkinan berfungsi
sebagai penyekat selama evolusi hewan endoterm, setelah itu baru dimanfaatkan
sebagai peralatan terbang. Selain menyokong dan membentuk sayap, bulu juga
dapat dimanipulasi untuk mengontrol pergerakan udara disekitar sayap.
Evolusi
terbang memerlukan perubahan radikal dalam bentuk tubuh akan tetapi terbang
juga memberi banyak keuntungan. Terbang meningkatkan kemampuan berburu dan
mencari bangkai, banyak burung mengeksploitasi serangga yang dapat bergizi.
Terbang juga memungkinkan burung untuk melarikan diri dengan mudah dari para
pemangsa yang hidup hanya dipermukaan tanah dan memungkinkan beberapa brurung
untuk berpindah tempat sangat jauh dan memanfaatkan sumber daya makanan dan
daerah kawin musiman yang berbeda.
Asal mula burung
![]() |
(Gambar 1.9 burung )
Adanya
bulu mungkin sudah cukup mengklasifikasikan seekor hewan sebagai burung,
meskipun beberapa fosil dinosaurus yang ditemukan baru-baru ini kelihatannya
memiliki bulu pendek dan halus. Fosil burung purba yang bernama Archaeopteryx
lithographica ditemukan digunung kapur bavaria dijerman, yang berusia kira-kira
150 juta tahun, termasuk ke dalam masa jura. Berbeda dari burung modern, tetapi
mirip dengan reptilia, Archaeopteryx memiliki kaki depan yang bercakar, gerigi,
dan ekor yang panjang yang mengandung vertebra. Jika bukan karena masih adanya
bulu, Archaeopteryx akan dianggap sebagai anggota kelompok yang branekaragaman
dari karnivora dinosaurus kecil berkaki dua yang disebut teropoda. Sama seperti
burung, banyak dinosaurus termasuk beberapa teropoda, membangun sarang dan
merawat anaknya.
Archaeopteryx
tidak dianggap sebagai leluhur burung modern dan para ahli paleontologi
menempatkannya pada cabang disamping garis keturunan burung. Namun demikian
Archaeopteryx kemungkinan telah diturunkan dari bentuk leluhur yang juga
menurunkan burung modern. Anatomi kerangkanya menunjukan bahwa Archaeopteryx
adalah penerbang yang lemah, mungkin hanya penghuni pohon yang suka meluncur
turun. Kombinasi meluncur turun dari pohon dan melompat ke udara dari permukaan
tanah mungkin merupakan cara terbang paling awal pada garis keturunan burung.
Analisis
kladistik yang ekstensif telah menyakinkan banyak peneliti bahwa burung
berkembang dari dinosurus teropoda. Namun demikian perdebatan hangat terus
berlangsung dengan adanya beberapa ahli biologi yang berpendapat bahwa garis
keturunan burung memisah dari sekelompok reptilia di awal masa mesozoikum yang
disebut dengan tekodon yang juga menurunkan dinosaurus.
Burung modern
Terdapat
8600 spesies burung yang masih hidup yang dikelompokan ke dalam kurang lebih 28
ordo. Kemampuan terbang adalah ciri khas burung tetapi ada beberapa spesies
yang tidak terbang yang meliputi spesies burung unta, kiwi, dan emu. Burung
yang tidak terbang secara kolektif disebut sebagai ratita (dari bahasa latin
yang berarti berbokong rata) karena tulang dadanya tidak memiliki taju dan otot
dada besar yang bertaut ke laju seperti pada burung yang dapat terbang.
Berlawanan dengan ratita, burung lain disebut karinata karena mereka memiliki
suatu carina, atau taju dada yang menyokong otot dadanya yang besar. Otot ini
menyediakan kekuatan terbang pada burung terbang. Kebutuhan untuk terbang telah
menghasilkan bentuk tubuh umum burung karinata yang mirip satu sama lain, namun
para pengamat burung yang berpengalaman dapat membedakan banyak spesies hanya
dengan melihat penampilan tubuhnya saja. Burung karinata juga menunjukan
beragam pola pewarnaan bulu, bentuk paruh dan kaki, tingkah laku, dan gaya
terbang. Salah satu diantara burung karinata yang paling unik adalah penguin
yang tidak dapat terbang, tetapi menggunakan ototnya yang sangat kuat itu untuk
berenang. Hampir 60% spesies burung yang hidup termasuk kedalam satu ordo
karinata yang disebut dengan passeriformes atau burung bertengger. Beberapa
anggota ordo disebut adalah burung jay, burung layang-layang, burung pipit,
burung pengicau dan banyak lain lagi yang sudah kita kenal.
Keanekaragaman mamalia
meningkat tajam setelah terjadinya kepunahan dimasa kretaseus
Kepunahan
dinosaurus dan fragmentasi benua yang terjadi diakhir zaman mesozoikum
membentuk banyak zona adaptif dan mamalia mengalami suatu radiasi adaptif yang
sangat luas. Terdapat sekitar 4500 spesies mamalia dibumi saat ini.
Karakteristik mamalia

(Gambar
1.10
Kelenjar
mamae yang menghasilkan susu adalah ciri yang membedakan mamalia seperti halnya
juga rambut. Semua induk mamalia memberikan makan anaknya dengan susu, makanan
seimbang yang kaya akan lemak, gula, protein, mineral, dan vitamin.
Evolusi Perkembangan Mamalia Mamalia muncul pada zaman
Trias sekitar 200 juta tahun lalu. Masa eksaknya belum pasti dan hal ini
terutama karena masalah definisi semata. Jenkins et al (1997) berpendapat
mamalia muncul pada masa yang lebih tua (Trias tengah) dari ilmuan lainnya,
berdasarkan fosil yang menunjukkan keanekaragaman yang berarti saat 200 juta
tahun lalu Mamalia berevolusi dari sejenis reptil, sejalan dengan evolusi dinosaurus
yang juga berasal dari jenis lain reptil purba. Transisi dari reptil
menjadi mamalia berada dalam deretan yang halus, diperkuat oleh bukti fosil
dengan sejumlah bentuk perantara, begitu mirip secara anatomi sehingga sulit
memilih salah satunya dan mengatakan “inilah mamalia pertama.” Salah satu
perbedaan kerangka penting antara reptil dan mamalia terletak pada telinga
dalam, dimana reptil hanya memiliki satu tulang sementara mamalia memiliki tiga
tulang, sehingga memperkuat jangkauan frekuensi dan sensitivitas telinga
mereka. Mamalia mesozoikum purba berukuran kecil dan sangat mungkin bersifat
nokturnal, mirip dengan shrew modern namun merupakan anggota kelompok yang kini
telah punah. iversifikasi plasenta menjadi ordo-ordo mamalia sekaran, dari
perissodactyl hingga primata, tidak terjadi hingga hampir 150 juta tahun
setelah mamalia pertama muncul. Mamalia plasenta atau secara formal bernama
Eutheria, adalah mamalia yang dilengkapi dengan plasenta, dan karenanya mampu
merawat anak mereka didalam tubuh mereka sendiri untuk periode yang lebih
panjang, berbeda dengan marsupial dan monotremata petelur. Mamalia monotremata
Masa kemunculan mamalia plasenta juga berada pada sekitar masa kepunahan
massa di perbatasan Kapur-Tersier (KT boundary).
Masa kepunahan ini paling terkenal karena punahnya dinosaurus, walaupun mereka hanya membentuk
minoritas kecil hewan yang punah di
saat itu. Waktu eksak peristiwa ini masih misteri, namun segera setelah
dinosaurus punah, mamalia (begitu juga burung) mengalami radiasi adaptif besar.
Semua ordo modern, termasuk kita sendiri, dapat dilacak asal usulnya hingga
periode ini. Kecepatan diversifikasi ini merugikan karena ini membuat hubungan
antara kelompok utama mamalia sulit dipisahkan, walaupun beberapa kemajuan
telah dilakukan belakangan ini. Mamalia memiliki karakteristik dengan adanya
rambut, kelenjar mamae, otak yang lebih besar bila dibandingkan dengan
vertebrata lain dengan ukuran yang sama, diferensiasi geligi. Mamalia
berkembang dari leluhur reptilia lebih awal dari burung. Fosil tertua diyakini
merupakan mamalia berumur 220 juta tahun, masa Trias. Leluhur mamalia merupakan
salah satu di antara hewan terapsida, yang merupakan bagian dari cabang
sinapsida dari filogeni reptilia. Terapsida menghilang saat dinosaurus
berlimpah, tetapi mamalia yang berasal dari terapsida hidup berdampingan
dengan dinosaurus selama zaman Mesozoikum. Sebagian besar
mamalia zaman Mesozoikum berukuran kecil dan sebagain besar mungkin merupakan pemakan serangga. Beragam bukti, seperti ukuran lubang mata, menyiratkan bahwa
mamalia kecil adalah hewan nokturnal
Sebagian
besar mamalia dilahirkan dan bukan ditetaskan. Fertilisasi terjadi secara
internal, dan embrio berkembang didalam uterus dari sakuran reproduksi betina.
Pada mamalia eutheria (berplasenta) dan marsupial, lapisan uterus induk dan
membran ekstraembrionik yang berasal
dari embrio bersama-sama membentuk plasenta, tempat nutrien berdifusi masuk
kedalam darah embrio. Mamalia eutheria umumnya disebut sebagai mamalia
berplasenta karena plasentanya paling kompleks dan memperlihatkan hubungan yang
lebih intim dan berlangsung lebih lama antara induk dan anak yang sedang
berkembang.
Mamalia
umumnya memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan vertebrata lain
dengan ukuran tubuh yang sama dan banyak spesiesnya mampu belajar. Durasi
pengasuhan anak oleh orang tua yang relatif lama memperpanjang waktu bagi anak
untuk mempelajari kemampuan dan keterampilan penting untuk kelangsungan hidup
dengan mengamati orang tuanya.
Diferensiasi
geligi merupakan ciri penting mamalia lainnya. Sementara geligi reptilia
umumnya berbentuk kerucut dan berukuran seragam, geligi mamalia memiliki
berbagai ukuran dan bentuk yang diadaptasikan untuk mengunyah berbagai jenis
makanan. Geligi kita sendiri misalnya meliputi geligi yang termodifikasi untuk
memotong (gigi seri dan gigi taring) dan untuk melumatkan dan menggerus (gigi
geraham depan dan geraham belakang). Rahang juga telah mengalami pemodelan
ulang selama evolusi mamalia dari reptilia dan dua rahang telah digabungkan
dengan telings bagian dalam mamalia.
Evolusi mamalia
Mamalia
berkembang dari leluhur reptilia lebih awal dari burung. Fosil tertua yang
diyakini merupakan mamalia berumur 220 juta tahun, kembali ke masa trias.
Leluhur mamalia merupakan salah satu diantara hewan terapsida yang merupakan
bagian dari cabang sinapsida dari filogen reptilia. Terapsida menghilang saat
dinosaurus berlimpah tetapi mamalia yang berasal dari terapsida hidup
berdampingan dengan dinosaurus selama zaman mesozoikum. Sebagian besar mamalia
zaman dinosaurus mesozoikum berukuran sangat kecil-kurang lebih sebesar shrew
dan sebagian besar mungkin merupakan pemakan serangga. Beragam bukti seperti
ukuran lubang mata, menyiratkan bahwa mamalia kecil ini dalah hewan noktural
(aktif dimalam hari).
Saat
zaman senozoikum datang setelah kepunahan masal dimasa kretaseus, mamalia
sedang melakukan radiasi adaptif besar-besaran. Keanekaragaman itu diawali oleh
tiga kelompok utama, monotrema (mamalia yang bertelur), marsupial (mamalia
berkantung) dan mamalia eutheria (berplasenta).
Monotrema
Monotrema-platipus
dan echidna (pemakan semut berduri) adalah mamalia bertelur yang masih hidup
hingga saat ini. Telur hewan monotrema yang struktur saat ini. Telur hewan
monotrema yang struktur dan perkembangannya mirip dengan telur reptilia,
mengandung cukup kuning telur untuk memberi makan embrio yang sedang
berkembang. Hewan monotrema memiliki rambut dan menghasilkan susu, dua ciri
khas penting hewan mamalia. Pada bagia perut induk monotremata terdapat
kelenjar khusus yang mensekresi susu. Setelah menetas, anak yang baru keluar
itu menyedot susu dari bulu induknya, yang tidak memiliki puting susu. Campuran
karakter leluhur reptilia dengan karakter mamalia yang diperoleh memperlihatkan
bahwa monotrema diturunkan dari percabangan yang sangat awal dalan silsilah
mamalia. Saat ini monotrema hanya ditemukan di australian dan papua nugini.
Marsupial
Opossum,
kanguru, bandicoot dan koala adalah contoh-contoh mamalia marsupial. Seekor
marsupial dilahirkan saat tahap perkembangannya masih sangat awal dan
menyelesaikan perkembangan embrioniknya ketika sedang mneyusu. Pada sebagian
besar spesies, anak yang masih menyusu itu tinggal didalam sebuah kantung induk
yang disebut marsupium, kanguru merah, misalnya ketika dilahirkan hanya
berukuran sebesar lebah madu, persis 33 hari setelah pembuahan atau
fertilisasi. Kaki belakangnya masih berupa kuncup, tetapi kaki depannya cukup
kuat untuk memungkinkan anak merangkak keluar dari lubang dalam saluran
reproduksi induk menuju ke kantung induk, perjalanan yang hanya berlangsung
sekitar beberapa menit.
Diaustralia,
marsupial telah menyebar dan memenuhi relung yang ditempati oleh mamalia
eutheria (berplasenta) dibagian dunia lain. Evolusi konvergen menghasilkan
keanekaragaman marsupial yang menyerupai hewan eutheria yang juga menempati
peranan ekologis yang sama.
Opossum
amerika utara dan amerika selatan adalah yang paling beranekaragam dari hanya
tiga famili marsupial yang masih hidup diluar wilayah australia, meskipun
amerika selatan memiliki fauna marsupial yang beranekaragan sepanjang masa
tersier. Penyebaran marsupial modern dan fosil marsupial dapat dijelaskan
melalui teori lempeng tektonik bumi dan pergeseran benua. Menurut bukti fosil
terbaru, marsupial kemungkinan berasal dari tempat yang sekarang dikenal
sebagai amerika utara, dan menyebar kearah selatan ketika masa daratan masih
menyatu. Setelah pemisahan pangaea, amerika selatan dan australia menjadi benua
yang terpisah, dan marsupial dikedua tempat tersebut berdiversifikasi secara
terisolasi dari mamalia berplasenta yang memulai radiasi adaptif dibenua bagian
utara. Australia tidak pernah berdekatan dengan benua lain sejak awal zaman
senozoikum sekitar 65 juta tahun silam. Fauna amerika selatan, sementara itu
masih belum terisolasi. Mamalia plasenta mencapai anerika selatan selama zaman
senozoikum, migrasi yang paling penting terjadi sekitar 12 juta tahun silam dan
kemudian terjadi sekali lagi sekitar 3 juta tahun silam, ketika amerika utara
dan amerika selatan disatukan oleh genting panama. Perpindahan hewan dua arah
yang ekstensif berlangsung melalui jembatan darat tersebut. Biogeografi mamalia
merupakan contoh lain kerjasama antara evolusi biologis dan evolusi geologis.
Mamalia eutheria
(berplasenta)
Dibandingkan
dengan marsupial, mamalia eutheria memiliki masa kehamilan yang lebih lama.
Anak hewan eutheria menyelesaikan perkembangan embrioniknya didalam uterus yang
dihubungkan ke induknya melalui plasenta.
Radiasi
adaptif selama akhir masa kretaseus dan awal masa tersier (sekitar 70 sampai 45
juta tahun silam) menghasilkan ordo mamalia eitheria yang kita kenal sekarang. Hubungan
filogenetik antara mamalia marsupial dan mamalia eutheria agak kurang jelas,
tetapi para saintis yakin bahwa mereka lebih dekat hubungannya satu sama lain
dibandingkan dengan hubungan mereka dengan hewan monotrema. Bukti-bukti fosil
menunjukan bahwa hewan eutheria dan marsupial mungkin telah memisah dari
leluhur bersama sekitar 80 sampai 100 juta tahun silam.
Sebagian
besar hubungan evolusioner pada banyak ordo mamalia eutheria, juga masih belum
disepakati. Sebagian besar ahli mamamlogi sekarang lebih menyukai suatu
silsilah sementara yang mengaku paling tidak empat garis evolusi utama mamalia
eutheria (berplasenta).
Satu
cabang mamalia eutheria terdiri atas ordo insectivora (shrew, semacam tikus),
yang mirip dengan mamalia awal dan ordo chiroptera (kelelawar). Kelelawar yang
kaki depannya termodifikasi menjadi sayap. Kemungkinan perkembangan dari
insectivora yang memakan serangga terbang. Selain menajdi pemakan seranggs
terbang. Selain menjadi pemakan serangga, beberapa spesies kelelawar memakan vertebrata
kecil atau buah-buahan, tiga spesies kelelawar penghisap darah yang ditemukan
diamerika tengah dan amerika selatan menggigit mamalia dan menghisap darahnya.
Sebagian besar kelelawar adalah hewan nokturnal.
Cabang
kedua dimulai dengan suatu garis keturunan herbivora berukuran sedang yang
mengalami suatu radiasi adaptif yang sangat luar biasa selama masa tersier,
yang akhirnya menghasikan ordo modern seperti lagomorpha (kelinci dan
kerabatnya), perissodactyka ( ungulata berkaki ganjil, yang yang melipiti kuda
dan badak, ungulata yang berjalan diatas ujung jari kaki), artiodactyl
(ungulata berkaki genap, yang meliputi rusa dan babi), sirenia (sapi laut),
proboscidea (gajah), dan cetacea (lumba-lumba dan paus).
Cabang
ketika dalam evolusi mamalia eutheria menghasilkan ordo carnivora, yang
meliputi kucing, anjing, rakun, sigung, dam pinniped (anjing laut, singa laut,
dan beruang laut). Karniivora kemungkinan muncul pertama kali selama awal zaman
senozoikum. Anjing laut dan kerabatnya sebenarnya berkembang dari karnivora
yang hidup dipertengahan zaman senozoikum yang teradaptasi untuk berenang.
Cabang
keempat dan yang merupakan radiasi adaptif mamalia eutheria yang paling luas
menghasilkan kompleks primata rodensia. Ordo rodentia meliputi tikus, mencit,
bajing, atau tupai dan berang-berang. Beranggotakan 1770 spesies sejauh ini
rodentia merupakan ordo mamalia yang paling besar. Nama rodentia berasal dari
bahasa latin yang beraarti “mengerat”, mengacu ke salah satu ciri jelas
kelompok itu, baik rahang nawah maupun rahan atas memiliki pasangan geligi
depan yang besar (gigi seri) yang mencegah keausan dengan cara tumbuh terus
menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar