BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evolusi primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang
“cukup lengkap”. Teori evolusi yang hanya didasarkan atas adanya fosil tidak
pernah dapat menerangkan dengan lengkap apa yang terjadi di masa lampau. Oleh
karena itu untuk mempelajari evolusi suatu organism, biasanya para ahli
menggunakan data organisme yang masih hidup hingga kini. Dalam hal ini, yang
dilakukan para ahli ialah melihat perubahan struktur dari organisme-organisme
yang paling erat kekerabatan dengan organisme sasaran yang diteliti. Dengan
mengaitkan perubahan-perubahan suatu ciri, maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai apa yang terjadi dimasa silam. Dalam hal ini, untuk menjelaskan
evolusi manusia, digunakan pendekatan pada golongan primata.
Nenek moyang primata masa kini
barangkali adalah sekelompok insektivora yang relatif tidak menarik ditinjau
dari perspektif kita umat manusia atau berbentuk seperti shrew pohon. Primata sendiri berarti “yang terutama”, dan hal ini
tidak mengherankan, sebab manusia pastilah menganggap ordo mammalianya sebagai yang
terpenting. Begitu juga halnya dengan jika kelinci yang menyusun taksonomi,
lagomorpha akan dijadikan primata. Primata tampaknya telah mengalami suatu
evolusi pada awal mulanya untuk mengembangkan jari tidak terspesialisasi yang
amat baik untuk kehidupan arboreal. Perubahan dalam pengelihatan, modifikasi
pelvis, perilaku, dan perkembangan orak terjadi. Dan pada primata modern,
termasuk kita, terlihat bahwa ciri hidup terestrial dan bukannya arboreal
menandakan modernisasi primata
Berbicara
mengenai evolusi manusia dan primata, tidaklah berarti bahwa manusia berasal
dari kera. Dalam menjelaskan mengenai evolusi, terutama mengenai evolusi
manusia kita harus berhati-hati dan dapat bersikap netral. Hal ini berarti
apapun keyakinan kita mengenai asal-usul manusia, kita harus dapat mengemukakan
bagaimana pendapat sekelompok orang dan bagaimana pula mengenai pendapat dari
kelompok yang lain, dan bukan hanya pendapat kita sendiri. Apabila manusia memang
berasal dari kera sekalipun, para ahli evolusi tidak akan dapat membuktikanya.
Jadi dalam membuktikan evolusi kita tidak menggunakan pendekatan metode
pendidikan.
Kita
yang hidup pada masa sekarang tidak pernah dapat mengetahui dengan pasti
mengenai apa yang terjadi dimasa lalu. Oleh karena itu, digunakan data
fosil dan data organisme yang hidup pada masa kini. Bukti yang digunakan untuk
mempelajari perubahan akan tinjauan dari banyak segi, yang dapat memberikan
banyak petunjuk mengenai apa yang terjadi dimasa lalu. Suatu sifat akan
berevolusi sesuai dengan perkembangan waktu dan tempat. Dengan menggunakan
fosil dan organisme aktuil mempunyai semua sifat terevolusi. Analisis yang
dilakukan pada primata primitif sampai dengan primata yang maju, yakni manusia
memberikan gambaran sebagai berikut:
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula evolusi primata ?
2. Bagaimana perkembangan primata primitif ke primata maju?
3. Apa saja data fosil evolusi primata ?
4. Apa saja data genetik evolusi Primata ?
5. Bagaimana perkembangan evolusi primata ?
6. Bagaimana hubungan kekerabatan primata ?
7. Apa yang dimaksud evolusi manusia ?
8. Bagaimana perbandingan manusia, primata dan manusia modern ?
C. Tujan Penulisan
Tujuan
penulisan merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari materi mengenai
evolusi primata dan manusia. Berikut di bawah ini merupakan tujuannya.
1.
Dapat mengetahui bagaimana proses
evolusi primata dan bagaimana perkembangan primata primitif ke primata maju
dilihat dari data fosil primata, data genetik evolusi primata dan perkembangan
evolusi primata.
2.
Dapat mengetahui hubungan
kekerabatan didalam evolusi primata.
3.
Dapat mengetahui perbandingan
manusia,primata dan manusia modern.
Evolusi Primata
Evolusi primata merupakan salah satu contoh
evolusi dengan data yang “cukup lengkap”. Teori evolusi yang hanya didasarkan atas
adanya fosil tidak pernah dapat menerangakan dengan lengkap apa yang terjadi di masa lampau. Oleh karena itu
untuk mempelajari evolusi suatu organisme,
biasanya para ahli menggunakan data suatu organisme yang masih hidup hingga
kini. Dalam hal ini, yang dilakukan para ahli
ialah melihat perubahan stuktur dari oganisme-organisme yang paling erat
hubungan kekerabatan dengan organisme sasaran yang diteliti. Dengan mengaitkan perubahan-perubahan suatu cirri, maka dapat
ditarik kesimpulan mengenai apa yang terjadi
pada masa silam. Dalam hal ini, digunakan pendekatan pada golongan primata.
Salah satu definisi evolusi adalah merupakan
suatu ilmu yang mempelajari perubahan yang berangsur-angsur menuju ke arah
yang sesuai dengan masa dan tempat. Pada dasarnya evolusi tidak untuk membuktikan apakah suatu jenis berasal dari jenis
yang lain. Memang menurut Darwin, suatu
organisme berasal dari organisme lain. Tetapi pembuktian bahwa sustu jenis
berasal dari jenis yang lain tidak pernah dapat
dibuktikan. Yang dipelajari dalam evolusi adalah proses perubahannya.
Primata muncul sekitar 70 juta tahun yang lalu
seiring dengan punahnya dinosaurus. Setidaknya, itulah fosil tertua yang pernah
ditemukan dari primata. Sekarang, ordo primata dibagi menjadi dua sub ordo, yakni Prosimian (meliputi lemur, tarsius, dll) dan Antropoid (kera, monyet,
manusia). Prosimian yang dahulu mendominasi primata,
sekarang semakin tersingkir dan akhirnya menjadi
endemik beberapa daerah seperti Madagaskar. Dengan pemisahan garis filogenetik, maka cabang dari Anthropoidea ada 3: monyet,
kera, dan Hominid (manusia).
Monyet pertama muncul kira-kira 50 juta tahun
lalu. Awal mulanya, monyet dunia baru muncul dari cabang primata kuno, dan
belakangan monyet dunia lama berevolusi sebagai garis keturunan terpisah. Garis keturunan yang tersisa setelah pemisahan
monyet disebut garis Hominoid. George Gaylord Simpson menyarankan pengelompokan garis itu ke
superfamilia Hominoidea. Pengelompokan itu mencakup: Hylobatidae (kera kecil), Pongidae (kera besar), Hominidae (manusia).
Namun, belakangan ini para taksonom cenderung tidak membedakan lagi antara kera
kecil dan kera besar. Kera kecil mencakup siamang atau
gibbon dan kerabatnya. Kera besar contohnya
gorila, simpanse, dan orangutan. Simpanse punya 2 spesies dan beberapa
subspesies (masih kontroversi), sementara gorila
hanya punya 1 spesies, namun orangutan punya 2
spesies: P. pygmaeus pygmaeus, dan P. pygmaeus abelli. Manusia modern juga hanya memiliki
1 spesies, yakni Homo sapiens.
Fosil kera primitif yang pernah ditemukan
kira-kira berusia 35 juta tahun dan dinamakan Aegyptopithecus, yakni “kera
fajar”. Karena itu merupakan garis keturunan
hominoid, maka kera tersebut adalah nenek moyang bersama kera dan manusia.
Divergensi antara kera purba dan manusia diduga terjadi
sekitar 7 atau 8 tahun yang lalu.
Awal mulanya, primata mengadaptasikan kehidupan
arboreal. Sendi bahu yang sangat fleksibel pada monyet dan kera memudahkan
mereka untuk berayun-ayun dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Tipe lokomosi seperti itu disebut
brachiasi (dari kata Latin brachia/brachium untuk lengan). Pengemukanya adalah Sir Arthur
Keith,yang menyadari keuntungan lokomosi itu di hutan.
Modifikasi lainnya adalah pergeseran mata ke tengah wajah, sehingga citra dari
kedua
mata dapat menumpuk ditengah dan menghasilkan citra yang lebih baik. Kebanyakan primata memiliki pegangan tangan dan kaki yang kuat dan fleksibel. Namun, kemampuan itu telah tereduksi hampir seratus persen pada primata bipedal yang plantigrad, seperti manusia. Akan tetapi, hampir semua primata dari yang paling kuno sampai yang paling baru sekalipun, memiliki tangan dengan ibu jari yang dapat berputar. Hal ini sangat menguntungkan bukan saja untuk memegang objek, namun melakukan manipulasi dan modifikasi lingkungan.
mata dapat menumpuk ditengah dan menghasilkan citra yang lebih baik. Kebanyakan primata memiliki pegangan tangan dan kaki yang kuat dan fleksibel. Namun, kemampuan itu telah tereduksi hampir seratus persen pada primata bipedal yang plantigrad, seperti manusia. Akan tetapi, hampir semua primata dari yang paling kuno sampai yang paling baru sekalipun, memiliki tangan dengan ibu jari yang dapat berputar. Hal ini sangat menguntungkan bukan saja untuk memegang objek, namun melakukan manipulasi dan modifikasi lingkungan.
Apalagi, dengan perkembangan neokorteks (cerebrum) yang amat pesat,
hal ini memberikan jalan lapang untuk
perkembangannya. Tangan yang telah “terbebaskan” dari peralihan cara hidup dari
arboreal ke non arboreal nampaknya telah banyak
berperan dalam komunikasi yang lebih baik diantara
spesiesnya, dan karena itu mendorong perkembangan interaksi kelompok,
berbicara, dan akhirnya: penciptaan budaya.
Kita yang hidup pada masa sekarang tidak pernah dapat
mengetahui dengan pasti mengenai apa yang
terjadi pada masa lalu. Oleh karena itu, digunakan data fosil dan data dari
organisme yang hidup pada masa kini. Bukti yang
digunakan untuk mempelajari perubahan akan ditinjau dari banyak segi, yang dapat memberikan petunjuk mengenai apa yang
terjadi peda masa lalu. Suatu sifat akan
berevolusi sesusia dengan perkembangan waktu dan tempat. Dengan menggunakan
data fosil dan organisme aktuil mempunyai senmua sifat
terevolusi. Analisis yang dilakukan pada primata
primitive sampai dengan primata yang maju, yakni manusia memberikan gambaran sebagai berikut:
a. Perkembangan Primata primitif ke Primata maju
·
Hubungan
antara tulang vertebra dan tengkorak mengalami perubahan yang berangsurangsur
menuju titik berat tengkorak. Mula-mula hubungan ini terdapat dibagian tepi menjadi tepat berada di
bawah. Perubahan ini diikuti dengan perubahan cara berjalan dari empat kaki menjadi dua kaki. Sejalan dengan perubahan ini,
maka otot leherpun menjadi lebih lemah,
seadngkan panggul menjadi lebih penting dan kuat. Bentuk tengkorak yang memanjang dengan rahang besar, gigi yang kuat dan membentuk
moncong menjadi bertambah pendek. Rongga hidung
yang besar sekarang menjadi jauh lebih kecil.
·
Bola
mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang yang meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia,
mata sudah sepenuhnya ter-lindung. Hal ini menunjukkan bahwa mata menjadi organ yang sangat penting. Selain itu, dapat
pula dilihat bahwa mata yang menghadap ke
samping, menjadi berangsur-angsur menghadap ke depan. Penglihatanpun
berubah dari dua dimensi menjadi tiga dimensi, dan kemampuan melihat warna meningkat dari hitam putih untuk membedakan gelap dan terang menjadi mampu melihat hampir semua spectrum warna. Hal ini erat kaitannya dengan cara hidup dari malam hari menjadi siang hari. Selain itu, matapun diperlukan untuk melihat makan diantara rantingranting pohon, dan untuk menyelinap dengan mudah diantara hutan.
berubah dari dua dimensi menjadi tiga dimensi, dan kemampuan melihat warna meningkat dari hitam putih untuk membedakan gelap dan terang menjadi mampu melihat hampir semua spectrum warna. Hal ini erat kaitannya dengan cara hidup dari malam hari menjadi siang hari. Selain itu, matapun diperlukan untuk melihat makan diantara rantingranting pohon, dan untuk menyelinap dengan mudah diantara hutan.
·
Ujung
jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku. Hal ini terlihat bahwa
tupai mempunyai
cakar, sedangkan primata lebih lanjut mempunyai kuku yang tebal dan akhirnya manusia mempunyai kuku yang tipis. Cakar mula-mula
digunakan untuk mengais
mencari makan. Dengan berubahnya cara hidup dari hidup di tanah menjadi kehidupan arboreal, maka cakar
menjadi mengganggu kemapuan bergerak dengan cepat
di atas pohon.kehidupan arboreal lebih membutuhkan kemampuan untuk me-megang. Dengan demikian, terjadi pula perubahan cara memegang dengan terbentuknya ibu jari dengan persendiaan yang lain daripada jari-jari yang lain. Hal ini erat kaitannya dengan timbulnya flora hutan sebagai habitat baru di muka bumi. Cakar perlu untuk naik pohon, tetapi selalu terkait kalau pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Selain itu, terjadi pula perubahan dari telapak tangan. Hal ini penting berkaitan dengan kemampuan untuk memegang yang terlihat pada kera, yang mempunyai “empat tangan”, bahkan pada kera Amerika Selatan, ekorpun dapat digunakan untuk memegang.
di atas pohon.kehidupan arboreal lebih membutuhkan kemampuan untuk me-megang. Dengan demikian, terjadi pula perubahan cara memegang dengan terbentuknya ibu jari dengan persendiaan yang lain daripada jari-jari yang lain. Hal ini erat kaitannya dengan timbulnya flora hutan sebagai habitat baru di muka bumi. Cakar perlu untuk naik pohon, tetapi selalu terkait kalau pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Selain itu, terjadi pula perubahan dari telapak tangan. Hal ini penting berkaitan dengan kemampuan untuk memegang yang terlihat pada kera, yang mempunyai “empat tangan”, bahkan pada kera Amerika Selatan, ekorpun dapat digunakan untuk memegang.
·
Kehidupan
arboreal menyebabkan fungsi tangan lebih penting daripada kaki. Hal ini terlihat pada bangsa
kerayang memilki tangan yang lebih panjang dan lebih kuat daripada kaki. Struktur ini penting untuk dapat nerayun-ayun dan
berpindah tempat. Dengan berubahnya permukaan
bumi, maka jumlah hutan menjadi semakin sedikit. Selain itu, ditemukan primata besar yang tidak dapat ditunjang oleh
hutan. Dengan demikian,
primata mulai turun ke permukaan bumi. Akibatnya tangan menjadi kurang diperlukan sedangkan kaki diperlukan untuk mengejar mangsa dan menghindarkan diri dari predator.
primata mulai turun ke permukaan bumi. Akibatnya tangan menjadi kurang diperlukan sedangkan kaki diperlukan untuk mengejar mangsa dan menghindarkan diri dari predator.
·
Volume
otak mengalami perubahan pesat. Faktor ini sangat nyata terlihat pada golongan kera-manuasia. Australopithecus hanya
mempunyai volume otak 600 cc, sedangkan manusia
modern sekitar dua kali lebih besar. Data fosil menunjukkan bahwa fosil manusia lainnya mempunyai kisaran antara keduanya. Perubahan
volume otak dapat pula
dilihat pada perubahan dahi.
dilihat pada perubahan dahi.
b. Data
Fosil Evolusi Primata
Bermacam-macam fosil primata seperti Mesopithecus,
Miopithecus,dan Aegyptophitecus dari lapisan Oligosen; Parapithecus,
Propliopithecus yang berbentuk seperti bajing, diperkirakan tidak mempunyai
hubungan kekerabatan yang cukup dengan manusia. Fosil primata yang paling tua
dan masih termasuk famili Homonidae adalah Dryopithecus, Limnopithecus, Brahmapithecus,
Sivapithecus, Pliopithecus, Oreopithecus, dan Proconsul yang dikenal
sejak
zaman Miosen.
zaman Miosen.
Dryopithecus dianggap berkerabat dengan bangsa beruk dan kera, sedangkan
Proconsul, merupakan fosil Homidid tertua yang diduga berkerabat dengan
gorilla dan simpanse. Fosil Brahmapithecus, dan Sivapithecus belum
diketahaui kerabat dekatnya. Kemudian kita mengenal fosil Hominid yang lebih
muda yakni Ramapithecus yang dianggap sebagai fosil yang erat hubungannya
dengan manusia. Fosil ini pada mulanya hanya sebuah tulang rahang. Namun kini
pandangan tersebut berubah, karena penemuan baru telah meberikan pandangan yang lebih baik.
pandangan tersebut berubah, karena penemuan baru telah meberikan pandangan yang lebih baik.
Fosil ini ternyata identik dengan Dropithecus. Fosil
berikutnya adalah Kenyapithecus. Fosil Homo mungkin pula telah
ada, namun data yang ada belum meyakinkan. Baru kemudian, pada lapisan yang
lebih muda, mulai dijumpai Paraustralopithecus aethiopicus, yang
kemudian oleh para ahli yang beraliran progresif sekaran disebut Homo
aethiopicus, Australopithecus (A. africanus, A. afarensis), Homo, Meganthropus
palaeojavanicus (Homo mojokertoensis), dan Paranthropus (P. boisei, P. robustus). Kedua marga fosil terakhir dan Gigantopithecus adalah
fosil manusia atau kera berukuran besar dan mungkuin pantas dinamakan raksasa.
Fosol-fosil yang menempati lapisan lebih atasa adalah Zinjanthropus, Homo
habilis, Homo ergaster, Homo rudolfensis. Baru kemudian kita mengenal
manusia purba, Homo erectus (Sinatropus, Pithecanthropus, Atlanthropus,
Telanthropus, Eoanthropus dan Homo heidelbergensis). Fosilfosil
Hominid yang paling muda semuanya sudah dianggap sebagai Homo-sapiens
(Swancombe, Steinheim, Cro-Magnon), dan Homo sapiens neaderthalensis
(Homo soloensis, Homo rhodosiensis).
c.
Data Genetika Molekuler Fosil Primata
Pendekatan molekuler dilakukan oleh sekelompok peneliti
dari Universitas California di Berkeley. Tahun 1987 mereka mengemukakan hasil
analisis ADN mitokondria yang menunjukkan bahwa ADN mitokondria manusia yang
paling primitif (wanita, karena ADN mitokondria diturunkan dari pihak ibu)
terdapat di Afrika. Bila dikaji mengenai kecepatan mutasi ADN mitokondria, dan
dikaitkan dengan perubahan yang terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa manusia
yang paling primitif harus sudah berada di muka bumi sekitar 200.000 tahun yang
lalu.
Hal ini menimbulkan kontroversi dengan data fosil, karena menurut fosil, Homo sapiens pertama berumur paling sedikit sekitar 250.000 – 1.000.000 tahun yang lalu. Apalagi bila kita membaca buku yang lebuh tua, maka dapat kita menemukan bahwa perkiraan manusia pertama adalah sekitar 15.000.000 tahun yang lalu.
Hal ini menimbulkan kontroversi dengan data fosil, karena menurut fosil, Homo sapiens pertama berumur paling sedikit sekitar 250.000 – 1.000.000 tahun yang lalu. Apalagi bila kita membaca buku yang lebuh tua, maka dapat kita menemukan bahwa perkiraan manusia pertama adalah sekitar 15.000.000 tahun yang lalu.
Penelitian tadinya dilakukan oleh kelompok lain dengan
menggunakan analisis ADN kromosom Y menunjukkan bahwa pria pertama berasal dari
daerah Aka Afrika, di tempat suku Pygmee berada. Pendekatan tersebut di atas, meskipun
mengarah kepada Afrika sebagai daerah asal manusia, sangant didukung oleh data
fosil. Meskipun data molekuler sangat cocock dengan data fosil, namun data yang
masih ada belum cukup memastikan asal usul manusia. Teori lain menyatakan bahwa
manusia pertama mungkin adalah suatu hybrid antara manusia primitif (Homo
erectus dengan Homo habilis dan Homo neaderthalensis) dan
dihasilkan manusia modern yang hidup sekarang. Pendapat lain mengatakan bahwa
asal usul manusia terjadi di Afrika dan Asia.ada pula kemungkinan yang jauh lebih
kecil yakni di Eropa dan Australia. Pendapat ini didasarkan pada fosil Homo
erectus dan fosil Homo sapiens.
A. Radiasi Primata
Perkembangan
evaluasi Primata dimulai dari moyang yang berupa hewan Mammalia pemakan serangga
menurunkan Prosimian yang hidup pada zaman Palaeosin. Hewan ini bertubuh kecil seperti
cecurut, bermoncong, dan berekor panjang. Mereka tangas dan cerdas, mempunyai
organorgan penggenggan dan lima jari. Dari Prosimian perkembangan radiasi
evolusi menuju 4
golongan besar yang masih tetap hidup sekarang ini.
golongan besar yang masih tetap hidup sekarang ini.
a.
Prosimian Modern
Kelompok
besar pertama yakni Prosimian modern. Yang termasuk kelompok ini adalah lemur dan
loris, sekarang hidup di pulau Madagaskar. Hewan-hewan ini masih mempunyai
moncong dan ekor yang panjang, berkuku, bukan cakar dengan kemampuan untuk
memanipulasi obyek, hal ini merupakan ciri umum Primata.
Hewan
lain yang termasuk Prosimian modern ialah tarsier (binatang hantu), hidup di
Asia Selatan dan Indonesia (daerah pantai Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra).
Pada hewan ini tidak dijumpai lagi moncong yang panjang mata lebih ke depan
tidak seperti mata lemur yang agak kesamping oleh karena itu, tarsier dapat
memfokuskan satu titik dengan kedua matanya Nampak adanya peningkatan pada
alat-alat penglihatan dan mekanisme saraf yang memberikan kemampuan untuk
kedalaman persepsi (binocular stereoscopic vision) dan penglihatan warna pada
tahap-tahap beranekaragam. Tarsius besarnya kira-kira sama dengan seekor tikus
besar dan dapat bergerak sejauh yang bisa dilakukan seekor kangguru. Tarsius
dapat memutar kepalanya nyaris 360 derajat, sehingga dapat memandang lingkungan
yang ada tepat di belakangnya. Dalam hal ukuran relatif otak dan bentuk hidung,
tarsius mirip dengan monyet.
b.
Ceiboidea (Monyet Dunia Baru)
Ceboidea hanya hidup pada lingkungan pohon dan ditemukan di
daerah hutan-hutan sebelah selatan Amerika Utara, Amerika tengah, Dan Amerika
Selatan. Mereka terbagi menjadi dua family, yakni callithricidae dan Cebidae.
Callithricidae atau Marmoset adalah Primata kecil yang telah menempati niche
seperti bajing di hutan Dunia Baru. Perkembangan yang menonjol pada cakar untuk
memanjat yang merupakan bagian penting dari pergerakan mereka. Ceboidae hidup
dilingkungan pohon. Namun lebih berkembang dibandingkan dengan Callithricidae.
Mereka mengembangkan beraneka ragam besar tubuh dan adaptasi ekologis di pohon-pohon.
Beberapa anggota Cebidae telah beeradaptasi dengan cara hidup dilingkungan pohon
dengan jalan mengembangkan “kaki ke-5” dalam bentuk ekor prehensile (penggenggam,
dapat digunakan untuk memegang sesuatu). Ekor prehensile tidak hanya terdapat
pada moyet Dunia lama.
Monyet dunia baru adalah hewan asli Amerika Selatan. Kebanyakan tidak memiliki ibu jari yang dapat diputar, yang merupakan ciri khas dari primata-primata yang lebih maju. Cupingnnya lebar dan membentang ke arah samping, sehingga hidung tampak rata. Monyet capuchin yang digunakan di Eropa dalam pertunjukan-pertunjukan hiburan tergolong contoh monyet dunia baru.
Monyet dunia baru adalah hewan asli Amerika Selatan. Kebanyakan tidak memiliki ibu jari yang dapat diputar, yang merupakan ciri khas dari primata-primata yang lebih maju. Cupingnnya lebar dan membentang ke arah samping, sehingga hidung tampak rata. Monyet capuchin yang digunakan di Eropa dalam pertunjukan-pertunjukan hiburan tergolong contoh monyet dunia baru.
c.
Cercopithecoidea (Monyet Dunia Lama)
Semua Primata dunia lama kecuali prosimian adalah
catarrhini. (hidung terbelah). Monyet-moyet dunia lama diklasifikasikan dalam
satu famili yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili yaitu
cercopithecinae (moyet babon) dan colobinae (monyet pemakan daun). Pada catatan fosil cercopithecoidea
berkembang pada zaman Oligosin dan Miosin. Pada akhir
Moisin mereka telah menempati sejumlah niche lingkungan pohon serta terestrial di Afrika dan Erasia. Pada saat sekarang mereka berkembang menjadi Colonin (monyet pemakan daun) dan cercopithecin. Cercopithecin yang hidup sekarang menempati iklim dan habitat yang lebih luas dibandingkan Primata lain, kecuali manusia.
Moisin mereka telah menempati sejumlah niche lingkungan pohon serta terestrial di Afrika dan Erasia. Pada saat sekarang mereka berkembang menjadi Colonin (monyet pemakan daun) dan cercopithecin. Cercopithecin yang hidup sekarang menempati iklim dan habitat yang lebih luas dibandingkan Primata lain, kecuali manusia.
1.
Colobinae
Colobinae hidup beradaptasi makan daun vegetasi muda.
Mereka mempunyai puncak gigi yang tajam pada gigi molar, kantung pipi khusus,
dan bentuk perut khusus untuk mencernakan makanan. Pencernaan dilakukan dengan
bantuan bakteri yang hidup pada perutnya yang mirip dengan kantung. Langur
(sebutan untuk berapa Colobinae) mendiami banyak habitat. Beberapa diantaranya
digunung-gunung tinggi dengan sedikit pohon dan makannya bergantung pada
puncak-puncak cemara dan kuliy pohon dan dedaunan.
puncak-puncak cemara dan kuliy pohon dan dedaunan.
2.
Cercopithecinae
Sub famili ini menempati beraneka habitat, mulai dari
savanna terbuka (babon, macaques, monyet patas) sampai hutan (mandril,
mangabey, dan quenon) tingkah laku social babon dan Cercopithecinae terrestrial
banyak dipelajari oleh ahli antropologi untuk mengetahui factorfaktor
lingkungan dan ekologi yang menolong membentuk nenek moyang manusia. Mereka
berjalan di atas 4 kaki (quadrapedal dan mengembangkan kemampuan mencengkeram, tetapi
tidak dengan ekor prehensile. Bentuk pergerakan mereka dinamakan branch walking
(berjalan) diatas cabang), plantigrade (kencenderungan bergerak pada permukaan plantar = tapak tangan atau tapak kaki) da digitigrase (kecenderungan bergerak dengan jari tangan atau jari kaki) Gibbon mempunyai tengkorak yang lebih kecil dibandingkan dengan Hominoid yang lain dan semata-mata orboreal. Bentuk Gibbon khusus untuk bergerak arboncal, disebut brachiation. Branchiation memungkinkan gibbon bergerak arboncal, disebut brachiantion. Branchiation
memungkinkan gibbon bergerak lebih cepat antara pepohonan dengan menggunakan kedua lengannya, hingga tangannya berfungsi sebagai sebuah kait. Tetapi jika ia turun ke tanah berjalan-jalan di atas dahan –dahan dilakukan dengan 2 kaki. Orangutan seperti gibbon hidup terbatas di Asia Tenggara dan pernah hidup tersebar luas di Asia. Cara bergerak orangutan dinamakan quadramanual (empat tangan). Meskipun orangutan menghabiskan banyak waktunya di atas pohon dengan menggunakan 4 anggota badanya, jua dapat berjalan jauh sekali di daratan tanah, khususnya jantan dewasa hampir 2 kali lebih besar daripada betinanya dan menjalani hidup membujang. Gorila sangat terbatas ruang lingkupnya dan sekarang hanya terdapat di hutan pegunungan daerah katulistiwa dan dataran tinggi Afrika timur. Gorila adalah vegetarian terestial, pemakan
daun yang tumbuh didataran tanah. Susunan kerangka sangat khusus untuk menopang berat badan terestrial dan berjalan diatas buku-buku jari. Cara bergerak seperti ini terlihat pada bentuk dada, bahu, pergelangan tangan, dan tulang lumbar verteberal yang kuat. Simpanse tidak mempunyai catatan fosil, hidup terbatas di daerah hutan dan bagian berhutan kera. Karena adaptasi mereka, mempunyai struktur badan yang orthograde (tegak), yang memungkinkan mereka berjalan jauh di atas permukaan tanah, tetapi juga posisi duduk dalam jangka waktu lama. Untuk duduk, babon telah mengembangkan sepetak kulit pada bagian belakang yang dinamakan ischial callosities.
(berjalan) diatas cabang), plantigrade (kencenderungan bergerak pada permukaan plantar = tapak tangan atau tapak kaki) da digitigrase (kecenderungan bergerak dengan jari tangan atau jari kaki) Gibbon mempunyai tengkorak yang lebih kecil dibandingkan dengan Hominoid yang lain dan semata-mata orboreal. Bentuk Gibbon khusus untuk bergerak arboncal, disebut brachiation. Branchiation memungkinkan gibbon bergerak arboncal, disebut brachiantion. Branchiation
memungkinkan gibbon bergerak lebih cepat antara pepohonan dengan menggunakan kedua lengannya, hingga tangannya berfungsi sebagai sebuah kait. Tetapi jika ia turun ke tanah berjalan-jalan di atas dahan –dahan dilakukan dengan 2 kaki. Orangutan seperti gibbon hidup terbatas di Asia Tenggara dan pernah hidup tersebar luas di Asia. Cara bergerak orangutan dinamakan quadramanual (empat tangan). Meskipun orangutan menghabiskan banyak waktunya di atas pohon dengan menggunakan 4 anggota badanya, jua dapat berjalan jauh sekali di daratan tanah, khususnya jantan dewasa hampir 2 kali lebih besar daripada betinanya dan menjalani hidup membujang. Gorila sangat terbatas ruang lingkupnya dan sekarang hanya terdapat di hutan pegunungan daerah katulistiwa dan dataran tinggi Afrika timur. Gorila adalah vegetarian terestial, pemakan
daun yang tumbuh didataran tanah. Susunan kerangka sangat khusus untuk menopang berat badan terestrial dan berjalan diatas buku-buku jari. Cara bergerak seperti ini terlihat pada bentuk dada, bahu, pergelangan tangan, dan tulang lumbar verteberal yang kuat. Simpanse tidak mempunyai catatan fosil, hidup terbatas di daerah hutan dan bagian berhutan kera. Karena adaptasi mereka, mempunyai struktur badan yang orthograde (tegak), yang memungkinkan mereka berjalan jauh di atas permukaan tanah, tetapi juga posisi duduk dalam jangka waktu lama. Untuk duduk, babon telah mengembangkan sepetak kulit pada bagian belakang yang dinamakan ischial callosities.
3.
Hominoidea
Kelompok ini muncuk pada zaman Paleosin. Selama Miosin awal
radiasi Hominoidea bercabang menjadi dua yakni Anthropoidea (kera) dan
Hominidea (keluarga manusia). Kedua famili ini ditandai dengan hilangnya ekor
dan berkembangnya ukuran besar badan. Otak. Anthropoidae dan Hominiidae jauh
lebih berkembang dan demikian fungsi lebih kompleks. Kera-kera yang
hidup sekarang dibagi 4 genus, yakni gibbon, orangutan, simpanse, dan gorila
hidup sekarang dibagi 4 genus, yakni gibbon, orangutan, simpanse, dan gorila
B.
Makhluk
–makhluk pra –Homo sapiens
Evolusi
makhluk – makhluk pra –Homo sapiens dapat digolongkan menjadi dua bagian
besar, yakni:
1.
Evolusi pra -Homo sapiens berdasarkan
Hubungan Kekerabatan manusia dengan Hewan
Klasifikasi Homo sapiens adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Subordo : Anthropoidea
Famili : Homonoidea
Genus : Homo
Species : Homo sapiens
Kingdom : Animalia
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Subordo : Anthropoidea
Famili : Homonoidea
Genus : Homo
Species : Homo sapiens
Berdasarkan hubungan kekerabatan antara manusia dengan hewan, evolusioner
pra-homo sapiens secara garis besar mengalami 4 perkembangan yakni :
·
Famili Tupaiidae
Famili
Tupaiidae merupakan ordo Primata, yakni golongan hewan pemakan serangga.
·
Famili Lemuroidae
Famili
ini merupakan Ordo Primata primitif termasuk di dalamnya adalah jenis binatang
setelah kera. Misalnya Tarsius spectrum (binatang hantu), yang hidup di
Indonesia (Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra), dan Filipina. Jenis binatang
tersebut mempunyai ekor panjang serta berkuku bukan cakar dengan kemampuan
memanipulasi objek
·
Famili Pongidae
·
Famili Homonidae
2. Evolusi
pra -Homo sapiens Berdasarkan Ditemukannya Fosil
Evolusi
pra - Homo sapiens berdasarkan hasil penemuan fosil yang ditemukan di
berbagai lapisan dunia. Berdasarkan fosil yang ditemukan diperkirakan kehidupan
manusia dimulai lebih kurang 25 juta tahun lalu yang tersebar menjadi 3 zaman,
yakni:
2.1.Zaman
Miosin (25 – 10 juta tahun yang lalu)
·
Tingkat
pertama, yakni Plipithecus.
Makhluk ini sepenuhnya bersifat kera, oleh karena itu dinamakan kera primitif.
Tubuhnya kecil dan pendek. Kedua tangannya mungkin masih digunakan untuk
bergelantungan di dahan pohon. Mereka belum dapat berjalan tegak. Diduga, kera
primitif hidup 35 – 25 juta tahun yang lalu. Ditemukan oleh tim ekspedisi
Universitas Yale di Fayum tahun 1961.
·
Tingkat
kedua, Proconsul, yakni
kera purba yang hidup sekitar 25 -15 juta tahun yang lalu. Para ahli
berpendapat bahwa makhluk ini tidak sepenuhnya bersifat kera; disebabkan pada
muka, rahang, gig geliginya terdapat ciri yang ditafsirkan sebagai ciri manusia.
Makhluk ini ditemukan di danau Victoria, dikatakan oleh seorang ahli: “Mungkinkah
ini merupakan bisikan samar – samar pertama tentang makhluk hidup
yakni manusia”. Proconsul semakin banyak terkumpul dan semuanya menunjukkan bahwa binatang ini muncul dengan berbagai ukuran yang berbeda – beda; ada yang sekecil simpanse dan ada yang menjadi sebesar gorilla. Tipe gorilla inilah yang menjadi nenek moyang gorilla modern.
yakni manusia”. Proconsul semakin banyak terkumpul dan semuanya menunjukkan bahwa binatang ini muncul dengan berbagai ukuran yang berbeda – beda; ada yang sekecil simpanse dan ada yang menjadi sebesar gorilla. Tipe gorilla inilah yang menjadi nenek moyang gorilla modern.
·
Tingkat
ketiga, Dryopithecus, yakni
kera raksasa yang hidup sekitar 15 – 10 juta tahun yang lalu. Makhluk ini
sejenis Proconsul. Fosilnya ditemukan luas di Eropa, India, Cina, dan Afrika.
Fosil ini belum lengkap untuk menunjukkan salah satu anggota dari genus yang
luas manuju ke arah manusia. Karena rekonstruksi makhluk ini dibuat terutama
dengan menggunakan fragmen – fragmen dan gigi – gigi. Dryopithecus memiliki bentuk badan yang cukup besar serta sangat gemar mengembara sehingga menempati hutan tropis yang sangat luas.
dengan menggunakan fragmen – fragmen dan gigi – gigi. Dryopithecus memiliki bentuk badan yang cukup besar serta sangat gemar mengembara sehingga menempati hutan tropis yang sangat luas.
·
Tingkat
keempat, Ramapithecus,
yakni primata paling purba yang pada umumnya dianggap sebagai leluhur manusia.
Hidup sekitar 15 -10 juta yang lalu. Ukurannya jauh lebih lebih kecil daripada
manusia sekarang, yakni 0,9 – 1,2 meter dan kapasitas tengkoraknya lebih kurang
40 cc. Ramapithecus memiliki busur gigi yang lebih kecil namun jauh
lebih besar daripada kera. Bentuknya kira-kira mirip dengan busur gigi manusia.
Pada manusia, tanganlah yang melakukan sebagian besar pemecahan dan
pencabikan makanan yang keras, sedangkan pada kebanyakan kera, gigi tampak merupakan satu-satunya alat untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Fosil dari makhluk ini ditemukan pada tahun 1930-an di bukit Siwalik (Pakistan) oleh G. E. Lewis dari Universitas Yale.
pencabikan makanan yang keras, sedangkan pada kebanyakan kera, gigi tampak merupakan satu-satunya alat untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Fosil dari makhluk ini ditemukan pada tahun 1930-an di bukit Siwalik (Pakistan) oleh G. E. Lewis dari Universitas Yale.
2.2.Zaman
Pliosin (10 – 2 juta tahun yang lalu)
Pada zaman ini telah muncul makhluk baru yakni primata yang
tidak menyerupai primata yang hidup sebelumnya. Makhluk ini bukan kera penghuni
hutan, tetapi lebih banyak hidup di padang rumput terbuka. Makhluk ini berjalan
tegak dengan kedua kakinya. Ada dua jenis makhluk ini, yakni:
·
Tahap
kelima, Australopithecus
afarensis
Makhluk
ini merupakan tingkatan kelima. Australopithecus afarensis merupakan
makhluk purba yang diduga merupakan keturunan Ramapithecus. Hidup
sekitar 5 juta tahun yang lalu. Makhluk ini juga dianggap sebagai Hominoid
paling awal yang menurut beberapa ahli sudah mampu berjalan tegak.
Australopithecus
afarensis ditemukan oleh Lois dan
Mary Leakey dibagian Timur dan Utara Afrika Selatan, di tebing Olduvai
dekat dengan Ethiopia. Fosil – fosil makhluk ini ditemukan dari lapisan –
lapisan batuan yang berbentuk tebing lembah. Dengan metode kalium – argon dapat
ditentukan dengan tepat fosil itu.
·
Tahap
keenam, Australopithecus
africanus
Australopithecus
africanus merupakan tingkatan
keenam. Makhluk ini ditemukan oleh Raymond Dart, pada tahun 1924, yakni
seorang ahli otonomi dan palaentologi dari Universitas Witwatersrand di
Johannesburg, Afrika Selatan. Fosil Australopithecus africanus dipelajari
Dart dari koleksi batuan yang mengandung fosil dari suatu lubang galian
pertambangan kapur di Taung, Batswana. Fosil terbenam dalam salah satu bagian
batuan dimana tengkorak – tengkorak yang ditemukan tidak menyerupai tengkorak
lainnya yang pernah dilihatnya. Ketika tenggkorak tdi dipisahkan sama sekali
dari batuan, Nampak suatu tengkorak yang menakjubkan. Dalam beberapa hal,
tengkorak ini menyerupai anak manusia yang berumur lima atau enam tahun. Tetapi
dalam hal beberapa lainnya tengkorak tadi jelas menyerupai tengkorak kera. Dart
menamakan penemuanya dengan Australopithecus africanus, artinya “Kera
Afrika Selatan”. dia terus mempelajarinya dan setelah empat tahun bekerja
berhasil memisahkan rahang tengkorak sedemikian, sehingga giginya tampak jelas.
Terlihat gigi – giginya sangat menyerupai gigi anak manusia. Lain dari itu,
dari letak foramen magnum, yakni lubang yang menghadap ke tengkorak dan yang
melewati oleh urat saraf tulang belakang menuju ke otak, menghadap langsung ke
bawah. Dart merasa bahwa tengkorak tadi adalah tengkorak suatu
makhluk yang letak kepalanya seperti pada manusia; mungkin makhluk tersebut sudah berjalan tegak. Penemuan Dart didukung oleh ahli palaentologi lain yang berkerja di Afrika Selatan, yakni Robert Broom. Setelah bertahun – tahun dia mempelajari fosil Mammalia di Afrika Selatan. dengan beberapa teman sekerja, Broom mencari fosil – fosil lagi yang mungkin dapat memberikan petunjuk untuk memperkuat kesimpulannya. Selama empat puluh tahun berikutnya, terkumpul sudah bahan fosil yang fosil tengkorak, tulang kaki, dan tulang panggul. Semua fosil diharapkan dapat memberi petunjuk dengan jelas bahwa memang sesungguhnya di Afrika Selatan terdapat makhluk pra – manusia (pra – Homo sapiens).
makhluk yang letak kepalanya seperti pada manusia; mungkin makhluk tersebut sudah berjalan tegak. Penemuan Dart didukung oleh ahli palaentologi lain yang berkerja di Afrika Selatan, yakni Robert Broom. Setelah bertahun – tahun dia mempelajari fosil Mammalia di Afrika Selatan. dengan beberapa teman sekerja, Broom mencari fosil – fosil lagi yang mungkin dapat memberikan petunjuk untuk memperkuat kesimpulannya. Selama empat puluh tahun berikutnya, terkumpul sudah bahan fosil yang fosil tengkorak, tulang kaki, dan tulang panggul. Semua fosil diharapkan dapat memberi petunjuk dengan jelas bahwa memang sesungguhnya di Afrika Selatan terdapat makhluk pra – manusia (pra – Homo sapiens).
2.3.Zaman
Pleistosin (2 juta tahun yang lalu sampai sekarang)
Pada
zaman ini manusia menglami evolusi yang sangat cepat dan sudah menggunakan
perkakas baik dari batu maupun kayu. Mereka sudah pandai berburu, sudah dapat
menggunakan api dan diduga sudah dapat berbicara. Anggapan ini berdasarkan pada
volume otak yang lebih besar bila
dibandingkan dengan makhluk sebelumnya.
dibandingkan dengan makhluk sebelumnya.
·
Tahap
ketujuh, Australopithecus
robustus
Australopithecus
robustus merupakan makhluk sejenis
Australopithecus africanus, namun ukurannya lebih besar. Tinggi badannya
mencapai 1,5 meter dan berat badannya 65 – 75 kg, mempunyai gigi – gigi besar
dan otak rahang yang kuat yang menunjukkan bahwa spesies ini adalah herbivora.
Sedangkan Australopithecus robustus lebih langsing, berat badanya kira –
kira 50 kg dan tingginya 1,2 meter. Meskipun catatan fosil jauh dari sempurna,
akan tetapi ada
petunjuk bahwa Australopithecus tersebut hidup di Afrika Selatan kira – kira selama 750. 000 tahun yang lalu. Selama waktu itu, Australopithecus africanus makin lama makin menyerupai manusia, sedangkan Australopithecus robustus tetap tidak berubah.
petunjuk bahwa Australopithecus tersebut hidup di Afrika Selatan kira – kira selama 750. 000 tahun yang lalu. Selama waktu itu, Australopithecus africanus makin lama makin menyerupai manusia, sedangkan Australopithecus robustus tetap tidak berubah.
·
Tahap
kedelapan, Australopithecus
boisei
Makhluk
ini merupakan tahap kedelapan, yang merupakan jenis Australopithecus yang
paling besar. Australopithecus boisei hidup di Afrika Timur,
dengan ciri – ciri badan tegap, muka dan giginya khas lagi kokoh, tempurung
kepalanya rendah dan kasar. Diduga hidup 1,5 juta tahun yang lalu. Ditemukanj
oleh Leakey di Lenbah Olvuvai, Tanzania.
·
Tahap
kesembilan, Homo habilis
Makhluk
ini merupakan keturunan dari Australopithecus purba yang lebih ramping
dan berbeda dengan saudara – saudaranya, karena lebih tinggi intelegensinya. Homo
habilis (manusia tukang) merupakan pembuat dan memakai alat. Homo
habilis hidup sekitar 2 – 1,5 tahun yang lalu. Beberapa ahli
berpendapat bahwa makhluk ini sebagai “manusia sejati pertama”, yang lebih
cerdas daripada Homo habilis karena memiliki rongga otek yang lebih besar. Ditemukan oleh Leakey di Lembah Olduvai.
cerdas daripada Homo habilis karena memiliki rongga otek yang lebih besar. Ditemukan oleh Leakey di Lembah Olduvai.
·
Tahap
kesepuluh, Homo erectus
Makhluk
ini diduga hidup pada 1,5 – 0,5 juta tahun yang lalu. Homo erectus dapat
berjalan tegak, kakinya panjang dan lurus, dan tulang tungkainya lebih maju.
Otaknya lebih besar dengan valume
berkisar 750 – 1.400 cc. Homo erectus sebagai manusia purba sudah pandai
membuat perkakas, misalnya kapak genggam, walaupun masih agak kasar.
Kehidupannya dengan berburu
mammalian besar. Telah menggunakan api, sudah dapat berbicara untuk mengajari anaknya bagaimana membuat perkakas. Makhluk ini ditemukan tersebar di dunia. Kenapa Homo erectus dapat hidup di seluruh dunia belumlah jelas. Mungkin tipe makhluk ini berevolusi di beberapa tempat menyebar sepanjang daratan subur dan yang mudah dilalui, terbentang dari Afrika Timur, mengitari Samudra Indonesia sampai ke Jawa.
mammalian besar. Telah menggunakan api, sudah dapat berbicara untuk mengajari anaknya bagaimana membuat perkakas. Makhluk ini ditemukan tersebar di dunia. Kenapa Homo erectus dapat hidup di seluruh dunia belumlah jelas. Mungkin tipe makhluk ini berevolusi di beberapa tempat menyebar sepanjang daratan subur dan yang mudah dilalui, terbentang dari Afrika Timur, mengitari Samudra Indonesia sampai ke Jawa.
Perkembangan
evolusi sejalan dengan masa pengembaraan mereka dari abad ke abad. Makhluk ini
di temukan diberbagai tempat, antara lain:
·
Pithecanthropus erectus (manusia jawa), ditemukan oleh Eugene Dubois tahun
1891. Dubois adalah seorang dokter Belanda menemukan fosil manusia Jawa
di daerah Trinil (sepanjang tepi bengawan solo). Fosil yang ditemukan berupa
rahang beberapa gigi, dan sebagian dari tulang tengkorak
·
Pithecanthropus
pekinensis (Sinathropus
pekinensis) (manusia Cina). Fosil makhluk ini ditemukan oleh Davidson
Black dan Tranz Weidenreich pada tahun 1920 dari suatu penggalian di
dalam sebuah gua kapur di dekat Peking. Volume otaknya 900 – 1.200 cc. kebudayaannya
sudah lebih maju daripada Pithecanthropus. Mereka telah menggunakan
senjata dan perkakas yang terbuat dari tulang dan batu sebagai alat – alat kerja. Penggunaan api nampaknya sudah biasa. Para ahli berpendapat bahwa mahkluk ini suka membunuh sesamanya. Hal ini terbukti dari tulang – tulang tengkorak kosong yang menunjukkkan bekas dibelah dengan senjata dari bawah ke atas. Banyak ahli juga berpendapat bahwa Sinanthropus pekinensis merupakan varian dari Pithecantropus, karena kedua manusia purba mempunyai struktur tubuh yang sama dan hidup pada zaman yang sama, yakni kira – kira 500.000 tahun yang lalu.
senjata dan perkakas yang terbuat dari tulang dan batu sebagai alat – alat kerja. Penggunaan api nampaknya sudah biasa. Para ahli berpendapat bahwa mahkluk ini suka membunuh sesamanya. Hal ini terbukti dari tulang – tulang tengkorak kosong yang menunjukkkan bekas dibelah dengan senjata dari bawah ke atas. Banyak ahli juga berpendapat bahwa Sinanthropus pekinensis merupakan varian dari Pithecantropus, karena kedua manusia purba mempunyai struktur tubuh yang sama dan hidup pada zaman yang sama, yakni kira – kira 500.000 tahun yang lalu.
·
Meganthropus
palaeojavanicus (Manusia raksasa jawa )
Megantropus palaeojavanicus di temukan di sangiran di pulau
jawa oleh Von koningswald pada tahun 1939-1941
·
Manusia Heidelberg..
Manusia heidelberg ditemukan di Jerman
·
Tahap kesebelas, munculnya makhluk yang dinamakan Homo sapiens purba,
yakni
makhluk yang hidup
sekitar 400.000 tahun yang lalu. Makhluk ini sebagai hasil
penemuan fosil dari tiga tengkorak yang tidak lengkap, yakni kepingan tengkorak, tulang, dan beberapa gigi. Dari fosil yang ada ditafsirkan bahwa manusia purba ini merupakan tipe peralihan antara Homo erectus ke Homo sapiens yang lebih modern. Kemampuan membuat alat sudah jauh lebih maju, bahkan ada yang menduga bahwa mereka sudah mulai bercocok tanam.
penemuan fosil dari tiga tengkorak yang tidak lengkap, yakni kepingan tengkorak, tulang, dan beberapa gigi. Dari fosil yang ada ditafsirkan bahwa manusia purba ini merupakan tipe peralihan antara Homo erectus ke Homo sapiens yang lebih modern. Kemampuan membuat alat sudah jauh lebih maju, bahkan ada yang menduga bahwa mereka sudah mulai bercocok tanam.
·
Tahap keduabelas, adalah munculnya Homo sapiens neanderthalesis (Manusia
Lembah Neander (Neanderthal)) , yakni makhluk yang diduga hidup pada masa
antara 75.000 –10.000 tahun yang lalu. Fosil makhluk ini ditemukan tahun 1856
di Lembah Neanderthal, Jerman. Bentuk tubuhnya sepenuhnya manusia, hidungnya
terlihat mancung. Ukuran volume otaknya relative sudah termasuk dalam kisaran
ukuran rongga antara 1.,6 – 1,8 meter, berbahu lebar, berdada cembung, dan
berotot padat. Manusia Lembah Neander sudah
memiliki kemampuan membuat dam memakai pakaian dari kulit dan hidup menetap
secara sederhana di gua – gua. Para ahli pada umumnya sependapat bahwa manusia
Lembah Neander adalah leluhur manusia modern, walaupun sekelompok ahli masih
meragukan.
Umumnya
masih diperdebatkan apakah Homo sapiens neanderthalesis pra-manusia
ataukah manusia? Sebagian para ahli berpendapat bahwa makhluk ini manusia
walaupun wajahnya menyeramkan. Nama biologiny menunjukkan bahwa ia ditempatkan
dalam genus dan spesies yang sama dengan kita, tetapi ditempatkan pada
subspecies yang berbeda dengan manusia. Manusia Neander tidak berdagu dan
mempunyai otak yang sama besar dengan otak manusia
sekarang. Volume otak ini berkaitan dengan kemampuan berbicara yang berkembang dengan baik. Ia hidup di gua – gua, menggunakan api dan dapat membuat peralatan dengan baik. Anggota keluarga yang mati dikuburnya.
sekarang. Volume otak ini berkaitan dengan kemampuan berbicara yang berkembang dengan baik. Ia hidup di gua – gua, menggunakan api dan dapat membuat peralatan dengan baik. Anggota keluarga yang mati dikuburnya.
Homo
sapiens neanderthalesis pernah
“disingkirkan” dari catatan Homo sapiens secara anatomis modern. Banyak
teori yang telah diajukan untuk menjelaskan perkembangan dan kepunahan Neanderthal.
Teori – teori tersebut telah berspekulasi mengenai hubungan Neanderthal Eropa dengan
bentuk – bentuk lain dari Timur Tengah dalam rangka upaya mencari tempat Homo
sapiens neanderthalesis dalam evolusi manusia
sapiens neanderthalesis dalam evolusi manusia
Teori
– teori tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
·
Neanderthal
adalah bentuk transisi antara Homo erectus dan Homo sapiens yang
kemudian berevolusi menjadi manusia modern. Bentuk progresif dari Timur Tengah
dianggap bentuk yang lebih maju.
·
Neanderthal
telah terspesialisasi, terisolir secara geneti yang telah teradaptasi dengan lingkungan
dingin glasial Eropa. Ketika iklimnya bertambah hangat 40.000 tahun yang lalu. Mereka
punah atau oleh bentuk – bentuk yang tidak begitu terspesialisasi dari Timur
Tengah,
yang berimigrasi ke Eropa.
yang berimigrasi ke Eropa.
·
Teori yang
sama dengan yang kedua, tetapi bukannya digantikan oleh bentuk – bentuk lain yang
dating, melainkan mereka secara genetik tenggelam, tertelan begitu mereka kawin
dengan bentuk – bentuk yang lebih maju.
Beberapa
teori mungkin benar, atau mungkin salah. Nampaknya memang Neanderthal Eropa sedikitnya
agak terisolir secara genetik. Apakah morfologi yang berbeda merupakan akibat founder
effect tidaklah pasti. Sama saja seperti pertanyaan yang mempermasalahkan
apakah mereka menyumbangkan gen pada populasi manusia modern. Nampaknya juga
tidak mungkin teknologi Neanderthal tidak cukup menghadapi kebudayaan lain yang
menyerbu, karena populasi setempat biasanya cenderung untuk lebih teradaptasi
dengan lingkungan lokal daripada populasi imigan. Namun, kita banyak melihat
kasus – kasus sejarah mengenai kekuatan teknologi kuat menggantikan teknologi
setempat. Misalnya, jatuhnya suku Indian Amerika setelah kontak dengan orang
Eropa.
·
Tahap
ketiga belas, yakni munculnya manusia
Cro-Magnon. Makhluk ini merupakan Hominidae (manusia) purba termodern.
Diduga hidup 10.000 – ribuan tahun yang lalu. Mereka memiliki kebudayaan yang
cukup maju, bercocok tanam secara baik, memelihara binatang, menguasai lingkungan,
bahkan kemudian membangun kota serta mengembangkan peradapan. Ciri – cirinya
adalah memiliki dagu yang menonjol, hidung
mancung, gigi kecil dan merata, serta raut wajah yang tampan. Sesungguhnya makhluk ini mirip dengan orang – orang Eropa sekarang.
mancung, gigi kecil dan merata, serta raut wajah yang tampan. Sesungguhnya makhluk ini mirip dengan orang – orang Eropa sekarang.
Cro
– magnon diambilkan dari nama gua di Prancis, tempat fosil – fosil makhluk ini
ditemukan. Tanpa ragu – ragu para ahli anthropologi menempatkan manusia Cro –
Magnon pada spesies dan subspecies yang sama dengan kita (Homo sapiens).
Manusia Cro – Magnon memiliki ciri tinggi, tegak, dan mempunyai otak yang sama
besarnya dengan otak manusia sekarang. Ia pandai sekali membuat alat – alat dan
juga ahli seni. Selain batu, mereka menggunakan tulang, gading, dan
tanduk kijang untuk membuat alat-alatnya. Beberapa dari bahan ini diukur dengan corak – corak atau dipahatkan menjadi bentuk – bentuk benda yang dapat dikenal.
Bagaimana hubungan antara manusia Cro – Magnon dan Homo sapiens yang sekarang hidup di Eropa tidak begitu jelas. Uraian palaentologi manusia sebenarnya membinggungkan, bahkan lebih membinggungkan daripada uraian yang terlihat di atas. Fosil manusia selalu tidak lengkap dan selalu sukar untuk menentukan umurnya. Kadang-kadang para ahli anthropologi tidak bekerja sama dengan para ahli biologi mengenai lainnya dan begitu sebaliknya. Tetapi penelitian mengenai zaman terjadinya sebagian besar evolusi genus Homo mendapat kemajuan pesat. Dikemudian hari tentu kita akan lebih mengetahui lagi mengenai asal – usul manusia (manusia – manusia pra- Homo sapiens).
tanduk kijang untuk membuat alat-alatnya. Beberapa dari bahan ini diukur dengan corak – corak atau dipahatkan menjadi bentuk – bentuk benda yang dapat dikenal.
Bagaimana hubungan antara manusia Cro – Magnon dan Homo sapiens yang sekarang hidup di Eropa tidak begitu jelas. Uraian palaentologi manusia sebenarnya membinggungkan, bahkan lebih membinggungkan daripada uraian yang terlihat di atas. Fosil manusia selalu tidak lengkap dan selalu sukar untuk menentukan umurnya. Kadang-kadang para ahli anthropologi tidak bekerja sama dengan para ahli biologi mengenai lainnya dan begitu sebaliknya. Tetapi penelitian mengenai zaman terjadinya sebagian besar evolusi genus Homo mendapat kemajuan pesat. Dikemudian hari tentu kita akan lebih mengetahui lagi mengenai asal – usul manusia (manusia – manusia pra- Homo sapiens).
·
Tahap
keempat belas, yakni munculnya Homo
sapiens-sapiens (manusia modern). Tidak pasti benar kapan munculnya manusia
modern, namun para peneliti ada yang beranggapan bahwa manusia modern muncul
sejak sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi.
C. Primata
dan Filogeni
a.
Homo Sapiens
Setelah
melacak jejak silsilah vertebrata sampai ke ordo-ordo mamalia, kita sekarang
mulai melacak silsilah leluhur kita sendiri. Ordo primata meliputi Homo sapiens dan kerabatnya yang paling
dekat. Kita adalah primata. Untuk mempelajari arti dari hal tersebut, kita
harus melacak leluhur kita kembali ke pohon dimana beberapa ciri dan sifat kita
yang paling berharga bermula dari adaptasi terhadap kehidupan arboreal (hidup
di pepohonan).
b.
Evolusi primata memberikan pandangan bagi pemahaman asal mula manusia
Struktur geligi
menunjukan bahwa primata pertama diturunkan dari insektivora pada masa
Kretaseus. Primata awal ini kemungkinan merupakan mamalia arboreal (hidup di
pepohonan). Dengan demikian, selama jaman mesozoikum, ordo ini telah
didefinisikan oleh karakteristik yang telah dibentuk, melalui seleksi alam,
karena adanya kebutuhan untuk hidup di pohon. Sebagai contoh, primata memiliki
sendi pundak yang lentur yang memungkinkannya untuk berayun dari satu pegangan
ke pegangan lain. Tangan kanan primata dapat menggantung pada dahan dan
memanipulasi makanan. Cakar telah digantikan oleh kuku pada beberapa spesies,
dan jari tangan sangat sensitif. Mata primata sangat berdekatan satu sama lain
dibagian depan muka. Bidang penglihatan yang tumpang tindih pada kedua mata itu
meningkatkan kedalaman persepsi, suatu keuntungan yang jelas ketika bergelayutan dipohon. Koordinasi
mata dan tangan yang luar biasa itu juga penting untuk mengendalikan arah
selama di pepohonan. Penjagaan dan pengasuhan anak oleh induk sangat penting
bagi hewan muda di pohon. Mamalia menghabiskan lebih banyak energi untuk
menjaga, merawat, dan mengasuh anaknya dibandingkan dengan sebagian besar
vertebrata lain, dan primata adalah salah satu diantara semua induk mamalia
yang paling memiliki perhatian. Sebagian besar primata melahirkan 1 anak / 1
kehamilan serta membesarkan dan memelihara anaknya dalam periode waktu yang
lama. Meskipun manusia tidak hidup di pohon, kita masih mempertahankan dalam
bentuk yang termodifikasi, banyak ciri dan sifat yang dulu dievolusikan disana.
Primata modern
Dua
subordo primata adalah prosimii dan anthropoidea. Anggota subordo prosmii
(“pramonyet”) kemungkinan menyerupai primata arboreal awal. Lemur dari
Madagaskar dan loris, poto, dan tarsius
yang hidup didaerah tropis Afrika dan Asia bagian selatan adalah contoh-contoh
hewan anggota subordo prosimii. Anthropoid (anggota subordo Anthropoidea)
meliputi monyet, kera, dan manusia.
Evolusi
anthropoidea dari anggota subordo prosimii merupakan topik perdebatan sangat
hangat. Para ahli paleontologi membagi fosil anggota subordo prosimii kedalam
dua kelompok, satu merupakan leluhur bagi tarsius, yang lain merupakan leluhur
bagi lemur, loris dan poto. Pemisahan ini terjadi paling tidak 50juta tahun
silam. Sampai baru-baru ini kedua cabang tersebut merupakan kandidat garis
keturunan yang juga menurunkan anthropoid. Namun demikian, beberapa fosil yang
ditemukan baru-baru ini di Asia dan Afrika mungkin lebih mirip dengan athropoid
dibandingkan dengan kedua kelompok fosil anggota subordo Prosimii. Umur
fosil-fosil ini masih belum disepakati, tetapi penemunya memperkirakan bahwa
fosil-fosil tersebut paling tidak berumur 50 juta tahun. Penemuan ini
memunculkan suatu kemungkinan bahwa anggota subrodo Prosimii telah memisah
menjadi paling tidak tiga garis keturunan sekitar 50 juta tahun silam, dengan
garis keturunan anthropoid telah berdiferensiasi dari dua cabang tersebut dan
menurunkan anggota subordo Prosimii modern. Dengan demikian, sekarang
perdebatan mengenai asal usul hewan anthropoid dapat dikatakan seperti ini :
apakah hewan anthropoid lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan tarsius,
dengan lemur dan loris, atau dengan suatu kelompok ketiga anggota subordo
Prosimii yang tidak memiliki perwakilan yang masih hidup saat ini? Lebih banyak
fosil akan banyak membantu menjawab pertanyaan ini.
Fosil
primata yang mirip monyet menunjukan bahwa hewan anthropoid sebelumnya telah
mapan di Afrika dan Asia sekitar 40 juta tahun silam. Afrika dan Amerika
Selatan sebelumnya telah memisah, dan masih belum jelas apakah leluhur monyet
Dunia Baru mencapai Amerika selatan dengan naik batang kayu atau
serpihan-serpihan lain dari Afrika atau dengan cara bermigrasi ke arah selatan
dari Amerika utara. Hal yang pasti adalah bahwa monyet Dunia Baru dan kera
Dunia Lama telah berevolusi disepanjang
jalur yang terpisah selama beberapa juta tahun. Semua monyet Dunia Baru hidup
dipohon, sementara monyet Dunia Lama meliputi spesies yang hidup dipermukaan
tanah dan spesies yang arboreal. Sebagian besar kera dari kedua kelompok itu
adalah hewan diurnal (aktif selama siang hari) dan umumnya hidup dalam kelompok
yang terikat satu sama lain oleh perilaku sosial.
Selain
monyet, subordo anthropoidea juga meliputi keempat genus kera. Hylobates (gibon), pongo ( orangutan ), Gorilla (gorila),
dan pan (simpanse). Kera modern hanya hidup didaerah tropis Dunia
Lama. Kecuali gibon, kera modern lebih besar dibandingkan dengan monyet, dengan
lengan yang relatif panjang dan kaki yang pendek dan tidak memliki ekor.
Meskipun semua kera mampu mengayun dan bergelayutan di dahan-dahan pohon, hanya
gibon dan orangutan yang menghabiskan sebagian besar waktunya di pepohonan.
Organisasi sosial beragam antar genus kera, gorila dan simpanse yang bersifat
sangat sosial. Kera memiliki otak yang lebih besar dan sebanding dengan ukuran
tubuh dibandingkan dengan monyet, sehingga perilaku mereka juga lebih mudah
beradaptasi.
c.
Manusia merupakan cabang yang sangat muda pada pohon silsilah
vertebrata
Dalam
rangkaian kehidupan yang membentang lebih dari 3,5 milyar tahun, manusia dan
kera telah memiliki leluhur bersama selama berjuta-juta tahun, kecuali beberapa
juta tahun terakhir. Paleoantropologi, yaitu
kajian mengenai asal usul dan evolusi manusia, memfokuskan pada fraksi masa
geologis yang sangat kecil, saat manusia dan simpanse memisah dari nenek moyang
yang sama.
Beberapa kesalahpahaman yang
umum
Paleoantropologi
memiliki sejarah yang silih berganti. Sampai sekitar 20 tahun yang lalu,
para peneliti sering memberikan nama baru kepada bentuk fosil yang tidak
diragukan lagi merupakan spesies yang sama dengan fosil yang ditemukan oleh
saintis lainnya. Teori yang rumit seringkali didasarkan pada beberapa geligi
atau bagian tulang rahang. Banyak kesalahpahaman yang mengenai evolusi manusia
yang dihasilkan selama awal abad ke-20 masih tetap ada dalam pikiran
masyarakat, lama setelah mitos ini digantikan oleh penemuan fosil.
Pertama-tama
mari kita membuang mitos bahwa nenek moyang kita adalah simpanse atau kera
modern lainnya. Simpanse dan manusia mewakili dua cabang yang memisah dari
pohon silsilah anthropoidea yang berevolusi dari leluhur bersama yang kurang
terspesialisasi.
Kesalahpahaman
yang lain adalah membayangkan evolusi manusia sebagai tangga dengan serangkaian
anak tangga yang langsung turun dari leluhur anthropoidea menuju Homo sapiens. Hal ini seringkali
digambarkan sebagai parade fosil hominid (anggota keluarga manusia) yang secara
progresif menjadi modern setelah mereka bergerak melewati suatu masa. Jika
evolusi manusia adalah suatu parade, maka tentunya parade tersebut tidak
beraturan, dengan banyak kelompok yang memisahkan diri dari rombongan induknya
dan akhirnya punah.pada masa-masa tertentu dalam sejarah hominid, beberapa
spesies manusia yang berbeda hidup bersama. Filogeni manusia lebih menyerupai
semak dengan banyak cabang dibandingkan dengan tangga, spesies kita merupakan
ujung satu-satunya cabang yang masih hidup. Jika teori kesetimbangan bersela (punctuated equilibrium) berlaku bagi
manusia, maka sebagian besar perubahan terjadi ketika spesies hominid baru
muncul, dan bukan melalui perubahan filetik (anagenik) pada garis keturunan
hominid yang tidak bercabang.
Satu
mitos lagi yang harus kita kuburkan adalah pernyataan bahwa berbagai
karakteristik manusia, seperti postur tegak dan otaknya yang semakin besar,
berkembang secara serentak. Suatu kesan yang populer adalah bahwa manusia awal
merupakan penghuni gua, bungkuk, dan tidak terlalu pintar. Ciri yang berbeda
berkembang dengan laju yang berbeda pula –suatu fenomena yang dikenal sebagai
evolusi mosaik- dengan postur yang tegak, atau berdiri diatas dua kaki, memulai
proses tersebut. Silsilah kita meliputi nenek moyang yang berjalan tegak tetapi
yang memiliki otak yangt jauh kurang berkembang dibandingkan dengan otak kita.
Namun demikian, setelah membuang beberapa dongeng mengenai evolusi manusia kita
harus mengakui bahwa banyak pertanyaan mengenai leluhur kita yang masih belum
terjawab.
Anthropoid Awal
Fosil
kera tertua yang diketahui telah dimasukan kedalam genus Aegyptopithecus, “kera fajar “. Hewan anthropoid ini berukuran sebesar
kucing dan tinggal dipohon, dan hidup sekitar 35 juta tahun silam. Selama kurun
Miosen yang dimulai sekitar 23juta tahun silam, keturunan kera pertama
berdiversifikasi dan menyebar ke Eurasia. Sekitar 20 juta tahun silam, lempeng
India bertubrukan dengan Asia dan menghasilkan daerah Himalaya. Iklim menjadi
semakin kering dan daerah hutan yang sekarang dikenal sebagai Afrika dan Asia
mulai berkurang, sehingga mengisolasi kedua daerah evolusi hewan anthropoid
tersebut. Salah satu hewan anthropoid Afrika adalah nenek moyang bersama
manusia dan simpanse. Berdasarkan rekaman fosil dan pembandingan DNA antara
manusia dan simpanse, sebagian besar ahli anthropologi sekarang setuju bahwa
manusia dan kera memisah dari nenek moyang tersebut hanya sekitar 6-8 juta tahun
silam.
Manusia Pertama
Pada
tahun 1924, ahli anthropologi Inggris Raymond Dart mengemukakan bahwa sebuah
fosil tengkorak yang ditemukan digalian tambang Afrika selatan merupakan
sisa-sisa manusia purba. Dia menamai”
manusia kera” itu Australopithecus
africanus (“kera afrika bagian selatan”). Dengan penemuan lebih banyak
fosil semakin jelas bahwa Australopithecus
pada kenyataannya adalah Hominid yang berjalan sepenuhnya berdiri tegak
(berkaki dua) dan memiliki lengan dan gigi seperti lengan dan geligi manusia.
Namun demikian, otak Australopithecus tak
lebih dari sepertiga ukuran otak manusia modern. Berbagai spesies Australopithecus bertahan hidup selama
lebih dari 3 juta tahun, dan kemungkinan mulai muncul sekitar 4,5 juta silam.
Pada
tahun 1974, didaerah Afar di Ethiopia, para ahli paleoantropologi menemukan
kerangka Australopithecus yang 40%
sempurna. “Lucy”, demikian nama fosil itu diberikan, berukuran sangat kecil –
hanya sekitar 1M panjangnya, dengan kepala sebesar bola softball. Kerangka itu
berumur 3,2 juta tahun. Lucy dan fosil yang sejenis telah dianggap cukup
berbeda dari Australopithecus africanus sehingga
di beri spesies nama yang berbeda, yaitu Australopithecus
Alfarencis (karena ditemukan didaerah Afar). Fragmen tulang pelvis dan
tengkorak menunjukan bahwa A.afarencis berjalan diatas dua kaki.fosil
yang ditemukan pada awal tahun 1990an memperpanjang rentang masa hidup A.afarencis
sebagai suatu spesies paling tidak 1 juta tahun lamanya.
Sejak
tahun 1994, para ahli paleoantropologi yang bekerja pada tempat yang berbeda di
Afrika Timur telah menggali fosil hominid yang sudah muncul sebelum A.afarencis.
Satu, yang dinamai Australopithecus
anamensis, berumur sekitar 4 juta tahun; hominid lain yang yang sangat
berbeda., yang dinamai Ardipithecus
ramidus, mungkin hidup sekitar 4,4 juta tahun silam. Dengan penemuan
hominid tertua yang diketahui ini, catatan fosil umat manusia perlhan-lahan
mendekati pemisahan manusia-kera yang diperkirakan terjadi 5-8 juta silam
Hubungan
filogenetik diantara hominid awal menimbulkan banyak perdebatan. Satu masalah
adalah apakah Ardipithecus ramidus merupakan
leluhur Australopithecus atau
merupakan cabang samping evolusi yang menjadi punah. Masalah yang lain adalah
mengenai asal mula dipedalisme. Fosil hominid tertua menantang hipotesis yang
telah lama bertahan bahwa dipedalisme dievolusikan ketika hominid mulai hidup
di daerah Safana Afrika.
Australopithecus anamensis yang sepenuhnya berkaki dua, ternyata hidup dalam hutan ditepi danau. Ardipithecus yang posturnya masih
diperdebatkan, menempati hutan yang lebat. Bukti-bukti terbaru juga
memperlihatkan bahwa beberapa populasi Australopithecus
afarensis hidup didaerah berpohon.
Perdebatan lain dipusatkan pada nasib evolusioner Australopithecus afarensis. Selama beberapa juta tahun yang
diwakilinya dalam catatan fosil, Australopithecus
afarensis hanya sedikit berubah. Kemudian dimulai sekitar 3 juta tahun
silam, suatu radiasi adaktif dimulai dan menghasilkan beberapa spesies homonid
baru, termasuk Australopithecus africanus
dan beberapa spesies Australopithecus
yang bertulang lebih berat. Periode spesiasi ini juga menghasilkan Homohabilis, anggota pertama genus homo
yang mulai terdapat dalam catatan fosil sekitar 2,5 juta tahun silam. Apakah Australopithecus africanus merupakan
nenek moyang bagi beberapa atau semua hominid yang beraneka ragam tersebut?
Atau apakah Lucy adalah anggota dari suatu spesies yang bercabang sebelumnya
dari satu nenek moyang tidak di kenal yang juga menurunkan Homo?
Apapun
hasil perdebatan mengenai filogeni hominid awal, catatan fosil membuat salah
satu fakta mengenai sejarah manusia menjadi lebih jelas. Hominid mampu berjalan
tegak selama kurang lebih dua juta tahun tanpa ada perkembangan yang bermakna
dalam ukuran otak. Mungkin berkaki dua membebaskan tangan sehingga dapat
mengumpulkan makanan atau memlihara anak; pembuatan perkakas yang canggih
terjadi setelahnya. Ahli biologi evolusi stephen Jay Gould mengatakan bahwa:
“Manusia berdiri tegak dulu, setelah itu baru menjadi pintar.”
d.
Homo habilis
Pemebesaran
otak manusia pertama kali terlihat jelas pada fosil yang umurnya setua masa
akhir australopithesin, sekitar 2,5 juta tahun. Peralatan batu sederhana yang
di buat oleh tangan kadang-kadang di temukan bersama-sama dengan fosil berotak
besar, yang dinamai Homohabilis (“orang
yang cekatan”). Setelah berjalan tegak paling tidak selama dua juta tahun,
hominid akhirnya mulai menggunakan otak dan tangannya untuk membuat peralatan.
Penyebaran hominid yang meliputi Homohabilis
juga merupakan fokus perdebatan penting lain dalam paleoantropologi. Satu
hipotesis mengemukakan bahwa penyebaran hominid terjadi sangat cepat (dari
sekitar 2,8 sampai 2,5 juta tahun silam) dan merupakan peristiwa spesiasi yang
di sebabkan oleh kekeringan di benua Afrika. Suatu hipotesis yang berkaitan
menjelaskan tentang perubahan iklim global dan memperluas batasan waktu periode tersebut dari 3 juta sampai 2 juta
tahun yang lalu.
Homohabilis
hidup bersama selama sejuta tahun dengan Australopithecus
yang berotak lebih kecil, Australopithecus
robustus, yang dinamai demikian karena memiliki tubuh yang pendek gemuk dan
tengkorak yang berat. Homo awal dan Australopithecus mungkin tidak bersaing
secara langsung, meskipun ada kemungkinan keduanya mencari makan, memburu
hewan, dan mengumpul kan buah-buahan dan sayuran.Menurut satu hipotesis
mengenai asal mula manusia, anggota Australopithecus
dan Homohabilis merupakan garis
keturunan hominid yang berbeda, dimana keduanya sama terbelakang. Jika
pandangan ini betul, maka Australopithecus africanus merupakan
garis silsilah evolusi yang berujung buntu, sementara H.habilis mungkin berada di jalur menuju manusia modern, yang
menghasilkan Homo erectus pertama,
yang kemudian menjadi Homo sapiens.
e.
Homo erectus dan keturunannya
Spesies
apa yang pertama kali memperluas daya jangkau umat manusia dari tempat
kelahirannya di Afrika ke belahan benua lainnya? Beberapa bukti fosil terbaru
dari tempat-tempat di Eropa dan Asia menunjukan bahwa Homo habilis merupakan hominid pertama yang bermigrasi keluar dari
Afrika, mungkin sejak 1,8 juta tahun silam. Namun demikian, menurut sebagian
besar catatan, spesies yang lebih muda, Homo
erectus (“orang tegak”), adalah hominid pertama yang melakukannya. Fosil
yang di kenal sebagai Manusia Jawa dan Manusia Beijing adalah contoh-contoh
spesies ini. Homo erectus hidup dari
sekitar 1,8 juta tahun silam sampai sekitar 250.000 tahun silam. Fosil yang
mliputi keseluruhan kisaran waktu itu di temukan di Afrika, dimana Homo erectus terus hidup dalam satu
jaman dengan populasi Homo erectus di
benua lain. Kita tidak perlu menggambarkan migrasi ini sebagai suatu perjalanan
yang tergesa-gesa untuk mencari daerah baru, atau bahkan suatu perjalanan yang
santai. Jika Homo erectus hanya
sekadar memperluas daerah tinggalnya dari Afrika dengan kecepatan sekitar 1 mil
per tahun, maka mereka hanya memerlukan sekitar 15.000 tahun untuk mencapai
Jawa dan bagian Asia dan Eropa yang lain. Penyebaran secara perlahan-lahan dan
bertahap tersebut mungkin bisa di kaitkan dengan suatu perubahan dalam pola
makan sehingga membutuhkan proporsi daging yang lebih besar. Secara umum, hewan
yang berburu membutuhkan wilayah geografis yang lebih luas di bandingkan dengan
hewan yang hanya memakan tumbuhan.
Homo erectus bertubuh lebih tinggi di bandingkan dengan H.habilis dan memiliki kapasitas otak yang lebih besar. Selama 1,5
juta tahun keberadaan spesies tersebut, otak H.erectus bertambah menjadi sebesar 1200 cc, suatu kapasitas otak
manusia modern. Inteligensia yang berkembang selama asal mula H.habils di Afrika memungkinkan manusia
ini bertahan hidup dalam iklim yang lebih dingin di daerah utara, setelah
migrasi di mulai. Homo erectus
tinggal dalam gubuk atau gua, membuat api, membuat pakaiannya dari kulit hewan,
dan merancang perkakas batu yang lebih halus daripada perkakas Homo habilis. Dalam adaptasi anatomis
dan fisiologis, H.erectus kurang
mampu untuk dapat hidup di luar daerah tropis akan tetapi mengatasi kekurangan
dengan inteligensia dan kerja sama sosial.
Beberapa
populasi H.erectus di Afrika, Asia,
dan Australia (Indonesia, Papua Nugini, dan Australia) menghasilkan turunan
yang beraneka ragam sesuai daerah masing-masing yang memiliki otak yang lebih
besar lagi. Salah satu di antara keturunan H.erectus
adalah Neanderthal, yang hidup di Eropa, Timur Tengah, dan beberapa daerah di
Asia dari sekitar 130.000 tahun silam sampai sekitar 35.000 tahun sialm.
(Mereka dinamai Neanderthal karena fosilnya pertama kali di temukan di Lembah
Neander di Jerman.) Di bandingkan dengan kita, Neanderthal memiliki puncak
kening yang sedikit lebih berat dan pipi yang kurang menonjol, tetapi otaknya,
secara rata-rata, sedikit lebih besar dibandingkan dengan otak kita.
Neanderthal adalah pembuat perkakas yang terampil, dan mereka berpartisipasi
dalam penguburan dan ritual lain yang memerlukan pemikiran abstrak. Penelitian
yang sangat baru pada tengkorak Neanderthal menimbulkan pertanyaan yang
membingungkan: Apakah Neanderthal memiliki organ anatomis yang diperluakan
untuk berbicara?
Fosil
tertua setelah H.erectus yang
diketahui, yang berumur lebih dari 300.000 tahun, di temukan di Afrika. Banyak
ahli paleoantropologi mengelompokkan fosil Afrika ini bersama-sama dengan
Neanderthal dan berbagai fosil Asia serta Australasia sebagai betuk terawal
spesies kita, Homo sapiens. Keturunan
H.erectus yang beragam sesuai daerah
masing-masing ini kadang-kadang diacu sebagai “Homo sapiens primitif.”
f.
Kemunculan Homo sapiens: Dari Afrika...
Tetapi Kapan?
Apa nasib Neanderthal dan kerabatnya yang hidup
di bagian dunia yang berbeda? Dalam pandangan beberapa ahli antropologi, Homo sapiens kuno ini menjadi manusia
modern sepenuhnya. Menurut model tersebut, yang disebut dengan model multiregional, manusia modern
berkembang secara paralel pada bagian dunia yang berbeda. Jika pandangan ini
benar, maka keanekaragaman geografis manusia muncul relatif baru, ketika Homo erectus menyebar dari Afrika ke
benua lain antara 1 dan 2 juta tahun silam. Model ini menjelaskan mengenai
kemiripan genetik yang sangat besar pada semua manusia modern dengan cara
menunjukan bahwa kawin silang yang kadang-kadang terjadi diantara populasi yang
bertetangga selalu membuka jalan untuk terjadinya aliran gen pada keseluruhan
daerah geografis umat manusia.
Sejumlah ahli paleoantropologi, termasuk
Christopher Stringer dari university of College, London, menerjemahkan catatan
fosil itu secara berbeda dan telah mengusulkan suatu alternatif bagi model
multiregional tadi.Perdebatan itu telah dipusatkan sebagian pada hubungan
antara Neanderthal dan manusia modern Eropa dan Timur Tengah. Mungkin fosil Homo spesies modern yang paling terkenal
tengkorak dan tulang belulang lain yang pada dasarnya mirip dengan tengkorak
dan tulang-tulang manusia sekarang masih tetap merupakan sisa-sisa Cro-Magnon.
Dinamai dari nama gua Prancis Cro-Magnon kira-kira berumu 35.000 tahun. Akan
tetapi, fosil tertua Homo sapiens
yang sepenuhnya modern, sekitar 100.000 tahun umurnya, di temukan di Afrika;
fosil lain mirip dan hampir seumur juga telah di temukan di dalam gua di
Israel. Fosil yang ditemukan di Israel itu di temukan tidak jauh dari gua-gua
lain yang mengandung fosil mirip Neanderthal yang berumur sekitar 120.000
sampai 60.000 tahun.
Kedua
jenis manusia ini ternyata hidup berdampingan di daerah ini selama paling tidak
40.000 tahun, sejak bentukmodern mulai muncul 100.000 tahun silam. Selain itu,
menurut Stringer dan pendukungnya, keberadaan Neanderthal dan manusia modern
yang tetap berada selama hidup berdampingan membuktikan bahwa kedua jenis
manusia ini tidak saling mengawini. Jika interpretasi fosil Israel ini benar,
maka Neanderthal dari daerah itu tidak mungkin merupakan leluhur manusia modern
yang juga hidup di sana. Malahan, berdasarkan tulang belulang yang ditemukan di
Israel dan data fosil lain, Stringer membuat dalih bahwa Neanderthal dan Homo sapiens primitif lain di luar
Afrika adalah ujung garis evolusi yang buntu.
Dengan
demikian, Stringer merupakan salah satu di antara para ahli antropologi yang
mengajukan teori bahwa manusia modern berkembang pertama kali dari Homo erectus di Afrika,yang kemudian
bermigrasi ke benua lain, dan menggatikan Neanderthal dan keturunan regional
lain H.erectus. model ini,yang di
sebut sebagai model”keluar dari Afrika” atau model monogenesis,sangat berlawanan dengan model multiregional.
Menurut model monogenesis, manusia modern tidak muncul di berbagai bagian dunia
yang berbeda, tetapi hanya di Afrika, asal penyeberan manusia modern baru-baru
ini .Jika pandangan ini benar, maka keanekaragaman geografis manusia modern terjadi
hanya dalam kisaran waktu 100.000 tahun yang lalu (dibandingkan dengan paling
tidak 1 juta tahun dalam model multiregional). Bagi Stringer, argumen terkuat
untuk suatu genesis manusia modern yang hanya terdapat di Afrika adalah bahwa
hana fosil Afrika yang mencatat transisi lengkap dari Homo sapiens primitif hngga menjadi manusia modern.
Pada
akhir tahun1980-an, Rebecca Cann dan para ahli genetika lainnya di laboratorium
almarhum Allan Wilson di University of California, Barkeley, membuat berita dengan
hasil penelitian yang tampaknyamendukung model monogenesis mengenai asal mula
manusia. Alih – alih menggali tanah untuk mencari tulang,kelompok Wilson ini
memeriksa DNA manusia hidup untuk mencari petunjuk mengenai leluhurnya. Secara
spesifik,para peneliti ini membandingkan DNA mitokondria (mtDNA) suatu sampel
multietnik yang terdiri dari lebih dari 100 oramg yamg mewakili empat benua.
Semakin besar perbedaan antara mtDNA dua orang, semakin jauh di masa lalu mtDNA
itu memisah dari sumber yang sama. Dengan menggunakan komputer untuk
menganalisis datanya, para ahli genetika itu melacak sumber semua mtDNA manusia
kembali ke Afrika. Yang mengejutkan adalah perhitungan bahwa pemisahan mtDNA
dari sumber yang sama ini dimulai hanya 200.000 tahun silam, terlalu terlambat
untuk menggambarkan penyebaran Homo
erectus. Pendukung model monogenesis senang dengan bukti genetik bagi
penyebaran kedua yang lebih belakang dari manusia Afrika dalam bentuk manusia
modern.
Pada
tahun 1992, beberapa peneliti menantang interpretasi kelompok Berkeley mengenai
data mtDNA itu. Yang menjadi pokok masalah adalah metode yang digunakan untuk
membangun pohon filogenetik dari perbandingan mtDNA dan kehandalan perubahan
dalam mtDNA sebagai jam molekuler untuk penentuan waktu titik percabangan pada
pohon-pohon silsilah tersebut. Kecaman itu memacu para pendukung model
multiregional, yang terus berpendapat
bahwa evolusi multiregional manusia modern lebih sesuai dengan bukti-bukti fosil dibandingkan dengan
monogenesis manusia Afrika. Para saintis ini menginterpretasikan fosil tertentu
pada berbagai bagian dunia sebagai persambungan antara versi regional Homo sapiens
primitif dan manusia sekarang yang merupakan penduduk asli benua itu.
Perdebatan
mengenai asal usul manusia modern terus berlangsung, sebagian besar disusul
oleh kajian-kajian molekuler. Memperkuat kasus penyebaran manusia modern dari
Afrika, satu kelompok peneliti telah menemukan keanekragaman genetik yang lebih
besar didalam populasi Afrika disebelah selatan Sahara dibandingkan dengan
dibagian dimanapun di dunia ini. Hasil itu diprediksi oleh hipotesis bahwa
manusia modern berasal dari Afrika bagian selatan dan dengan demikian memiliki
sejarah keanekaragaman genetik yang lebih lama didaerah itu. Jika populasi
didaerah lain mulai ada karena migrasi setelah itu, maka efek peneliti dan
hanyutan geneti (generic drift) dapat
merupakan faktor penyebab keanekaragaman genetik yang lebih kecil tersebut.
Dalam
suau kajian yang lebih baru, para ahli sistematika molekuler mendapatkan sampel
mtDNA dari fosil Neanderthal yang terawetkan dengan sangat baik di Eropa.
Setelah upaya yang sangat teliti dan hati-hati untuk mencegah kontaminasi mtDNA
oleh DNA dari sumber lain, mereka menggunakan reaksi rantai polimarase (PCR-polimerase chain reaction) untuk
memperbanyak DNA yang sedikit itu dan menghasilkan cukup banyak DNA untuk di
bandingkan dengan DNA manusia hidup. Analisis mereka menunjukan bahwa individu
Neandertrhal secara genetik sangat berbeda dari orang Eropa modern. Hasil ini
mendukung model monogenesis, tetapi generalisasi tidak dapat di ambil dari satu
spesimen. Namun demikian, kajian DNA dari kromosom Y manusia modern juga
memberikan dukungan bagi skenario “keluar dari Afrika” itu. Sebaliknya,
peneliti lain menunjuk ke populasi manusia kuno di Asia sebagai sumber gen yang
mengkode beberapa protein darah. Kemungkinan, seperti yang telah di usulkan
oleh beberapa peneliti, suatu model intermediet untuk asal usul manusia modern
jauh lebih realistik di bandingkan dengan model monogenesis dan model
multiregional itu: H. Speies modern
mungkin merupakan hasil perpindahan keluar dari Afrika dan juga mengandung
beberapa sumbangan genetik dari kelompok primitif non-Afrika.
g.
Evolusi Kultural : Kekuatan Baru dalam Sejarah Kehidupan
Suatu
postur tegak merupakan perubahan anatomis yang paling radikal dalam evolusi
manusia; kondisi ini memerlukan permodelan ulang penting pada kaki; pelvis, dan
tulang belakang. Pembesaran otak merupakan perubahan sekunder yang dapat
terjadi dengan cara memperlama periode pertumbuhan tengkorak dan isinya. Otak
fetus mamalia nonprimata tumbuh dengan cepat, tetapi pertumbuhannya umumnya
melambat dan berhenti tidak lama setelah lahir. Otak primata terus tumbuh
setelah lahir; dan periode pertumbuhan berlangsung lebih lama pada manusia
dibandingkan pada primata lainnya. Periode pertumbuhan manusia yang diperlama
ini juga memperpanjang waktu pengasuhan anak oleh orang tua, yang turut
memberikan anak kemampuan untuk mengambil keuntungan dari pengalaman generasi
sebelumnya. Inilah dasar kebudayaan penyampaian pengetahuan yang terakumulasi
selama beberapa generasi. Cara utama penerusan ini adalah bahasa, baik tertulis
maupun lisan.
Evolusi
kultural berlangsung terus menerus, yang terdiri atas tiga tahapan utama.
Tahapan pertama dimulai dengan pengembara yang terburu dan mengumpulkan makanan
dipadang rumput Afrika 2 juta tahun silam. Mereka membuat perkakas, mengatur
aktivitas bersama, dan membagi-bagi tugas dan kerjaan. Tahapan kedua datang
bersama perkembangan pertanian di Afrika, Eurasia, dan Amerika sekitar 10.000
sampai 15.000 tahun silam. Bersama-sama dengan adanya kegiatan pertanian,
pemukiman tetap dan kota pertama mulai muncul. Tahapan utama ketiga dalam
evolusi kultural manusia adalah Revolusi Industri, yang dimulai pada abad kedelapan
belas. Sejak itu, teknologi baru telah meningkat secara eksponensial; satu
generasi saja sudah mencakup peristiwa
penerbangan Wright bersaudara dan perjalanan Neil Armstrong di bulan. Melalui
semua evolusi kultural ini, dari pemburu dan pengumpul sederhana sampai
masyarakat berteknologi tinggi, koita masih belum banyak berubah secara
biologis. Mungkin kita tidak lebih cerdas dari nenek moyang kita di gua-gua
Afrika dan Eurasia. Pembuat perkakas yang sama yang dulu memahat batu sekarang
mengukir mikro-chip. Pengetahuan
untuk membangun pencakar langit, komputer, dan pesawat angkasa bukan disimpan
di dalam gen kita tetapi didalam produk kumulatif ratusan generasi pengalaman
manusia, yang diteruskan oleh orang tua, guru, buku-buku, dan akhir-akhir ini
oleh peralatan elektronik.
Evolusi
otak manusia mungkin saja secara anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan
perolehan postur berdiri tegak, tetapi konsekuensi pembesaran otak sangat luar
biasa besarnya. Evolusi kultural menjadikan Homo
sapiens suatu kekuatan baru dalam sejarah kehidupan suatu spesies yang
dapat menantang dan mengatasi keterbatasan fisiknya dan mengambil jalan pintas
evolusi biologis. Kita tidak harus menunggu untuk beradaptasi dengan suatu
lingkungan melalui seleksi alam; kita cukup mengubah lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan kita. Kita adalah orang yang
paling banyak jumlahnya dan yang paling tersebar diantara semua hewan besar,
dan kemana pun kita pergi, kita membawa perubahan lingkungan. Tidak ada yang
baru mengenai perubahan lingkungan. Seperti telah kita lihat diseluruh unit
ini, sejarah kehidupan adalah cerita evoplusi biologis pada suatu planet yang
sedang berubah. Akan tetpi, tampaknya tidak mungkin ada perubahan lain yang
terjadi secepat perubahan pada masa manusia. Evolusi kultural jauh melebihi
laju evolusi biologis. Kita sedang mengubah dunia lebih cepat dibandingkan
dengan kecepatan spesies apapun; laju kepunahan pada abad kedua puluh 50 kali
lebih besar dibandingkan dengan laju kepunahan rata-rata selama 100.000 tahun
yang lalu.
Laju
kepunahan yang cepat ini terutama disebabkan oleh perusakan habitat, yang
merupakan suatu fungsi perubahan kultural manusia dan kelebihan penduduk.
Makanan, pakaian, dan perumahan bagi sekitar 6 milyar penduduk Bumi saat ini
menimbulkan tekanan yang sangat besar dalam kapasitas bumi untuk menopang
kehidupan. Jika semua penduduk ini tiba-tiba mengambil standar kehidupan yang
tingggi seperti yang dinikmati oleh banyak orang dinegara yang sudah
berkembang, terdapat kemungkinan bahwa sistem pendukung bumi akan kelebihan
beban. Sebagai contoh, laju konsusmsi bahan bakar fosil saat ini terutama oleh
negara-negara yang sudah berkembang, sudah sedemikian besarnya sehingga buangan
karbon dioksida mungkin bisa menyebabkan peningkatan suhu atmosfer yang cukup untuk
mengubah iklim dunia. Saat ini bukan hanya sekedar individu spesies, tetapi
keseluruhan ekosistem, atmosfer global dan lautan,
D. Evolusi
Manusia
Evolusi
manusia, atau Anthropogenesis, merupakan bagian dari evolusi biologi yang
mengenai munculnya homo sapiens. Ini merupakan subyek yang luas penyelidikan
ilmiah yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi.
Studi dari evolusi manusia meliputi berbagai ilmu pengetahuan, terutama fisik
antropologi, linguistik dan genetika. Beberapa typological spesies Homo telah
berkembang. Termasuk Homo erectus yang menghuni Asia dan Homo neanderthalensis
yang menghuni Eropa. Archaic Homo sapiens berevolusi antara 400.000 dan 250.000
tahun yang lalu.
Studi genetik
menunjukkan bahwa primata bercabang (memisahkan diri) dari mamalia lain sekitar
85 juta tahun yang lalu pada periode Kapur Akhir, dan fosil paling awal muncul
di era Paleosen, sekitar 55 juta tahun yang lalu. Keluarga Hominidae bercabang
(memisahkan diri) dari keluarga Hylobatidae (Ungka) 15 sampai dengan 20 juta
tahun yang lalu, dan sekitar 14 juta tahun yang lalu, Ponginae (orangutan),
bercabang (memisahkan diri) dari keluarga Hominidae. Bipedalisme adalah
adaptasi dasar dari garis suku hominini, bipedal awal hominin diduga salah satu
Sahelanthropus atau Orrorin, bersama Ardipithecus, bipedal penuh muncul
kemudian. Gorila dan simpanse memisahkan diri sekitar waktu yang sama, sekitar
4-6 juta tahun yang lalu, Sahelanthropus atau Orrorin mungkin nenek moyang
terakhir manusia dengan dengan mereka (gorila dan simpanse). Bipedal awal
akhirnya berkembang menjadi australopithecine dan kemudian berkembang lagi
menjadi genus Homo.
Dokumentasi
awal dari genus Homo adalah Homo Habilis yang berevolusi sekitar 2,3 juta tahun
yang lalu; spesies yang dipercaya telah menggunakan alat-alat dari batu. Volume
otak dari homininid awal seukuran dengan simpanse. Selama jutaan tahun
berikutnya proses ensefalisasi dimulai, dimasukkannya Homo Erectus dalam
catatan fosil, kapasitas tengkorak telah dua kali lipat menjadi 850 cm3. Homo
erectus dan Homo ergaster adalah homininae awal yang meninggalkan Afrika, dan
spesies ini menyebar melalui Afrika, Asia, dan Eropa antara 1,3 juta – 1,8 juta
tahun yang lalu. Homo rhodesiensis, atau Homo antecessor dan bermigrasi keluar
benua Afrika sekitar 50.000 sampai 100.000 tahun yang lalu, menggantikan
populasi lokal Homo erectus, Homo Denisova, Homo floresiensis, dan Homo
neanderthalensis.
Homo
sapiens kuno, leluhur manusia modern secara anatomis, berevolusi antara 400.000
dan 250.000 tahun yang lalu. Bukti DNA terbaru menunjukkan bahwa beberapa
haplotipe asal Neanderthal hadir di antara semua populasi non-Afrika; dan
Neanderthal serta hominid lainnya, seperti Hominin Denisova mungkin telah
berkontribusi hingga 6% dari genom mereka untuk manusia masa kini. Manusia
beranatomi modern berevolusi dari Homo sapiens kuno di era pertengahan
Paleolitikum sekitar 200.000 tahun yang lalu. Transisi ke perilaku modern
dengan perkembangan budaya simbolik, bahasa, dan teknologi batu terjadi sekitar
50.000 tahun yang lalu menurut banyak antropolog meskipun ada beberapa
antropolog meyakini perubahan kebiasaan tersebut terjadi bertahap dalam jangka
waktu yang lebih lama.
1.
Perbandingan Antara Manusia Primate, Manusia Purba, Dan Manusia Modern
a. Primata.
Pada
tahun 1871, Charles Darwin menerbitkan bukunya yang berjudul The Descent Of Man
yang berisi tentang asal usul manusia. Pendapat Darwin tersebut didasarkan atas
adanya hubungan kekerabatan antara manusia dengan primata. Hubungan kekerabatan
tersebut juga dapat dilihat antara manusia (Hominidae) dan orang utan
(Pongidae). Di antara bentuk persamaan tersebut dapat Anda lihat struktur
tubuhnya, antara lain:
·
Mata menghadap ke depan;
·
Memilki kelenjar susu yang
terletak di dada;
·
Memiliki struktur, jumlah, dan
macam kerangka yang sama;
·
Organ darah mempunyai susunan
kimia yang sama
·
Bentuk rahim dengan tipe simpleks.
Selain persamaan di
atas, juga terdapat perbedaan antara keduanya. Perbedaan tersebut dapat Anda
lihat pada Tabel di bawah ini :
Perbedaan Antara
Manusia (Hominidae) dan Orang Utan (Pongidae)
Struktur Tubuh
|
Manusia (Hominidae)
|
Orang Utan
(Pongidae)
|
Kedudukan tengkorak
|
Tepat di ujung tulang belakang
|
Sebelah depan ujung
tulang belakang
|
Rahang
|
Berbentuk seperti huruf V
|
Berbentuk seperti
huruf U
|
Gigi
|
Ukuran dan tinggi sama
|
Ukuran dan tinggi
tidak sama
|
Tulang
belakang
|
Tegak dan kuat
|
Bengkok
|
Tangan
|
Lebih pendek dari kaki
|
Lebih panjang dari
kaki
|
Kaki
|
Untuk berjalan
|
Untuk berjalan dan
memegang
|
Ibu
jari kaki
|
Tidak dapat bergerak bebas
|
Dapat bergerak
bebas
|
Pelvis
|
Lebar dan kuat
|
Sempit dan
memanjang
|
|
|
|
b. Manusia purba.
Fosil
manusia purba ditemukan di berbagai tempat. Penemuan tersebut dapat menunjukkan
suatu perbandingan dan mengetahui perkembangan evolusi yang terjadi. Di antara
penemuan yang ada adalah sebagai berikut.
1. Manusia
kera Afrika Selatan.
Beberapa fosil manusia kera dari Afrika Selatan ditemukan
oleh Raymond Dart (1829 – 1924). Beberapa penemuan tersebut antara lain
Australopithecus africanus, Paranthropus robustus, Plesianthropus
transvelensis. Menurut Raymond Dart, manusia kera Afrika Selatan memiliki
karakteristik antara lain:
·
Dapat berdiri tegak dan berjalan
dengan dua kaki;
·
Memiliki tinggi badan kurang lebih
1,5 meter;
·
Memiliki volume otak hanya sekitar
450 – 600 cm3;
·
Habitat hidup di tempat terbuka.
2.
Manusia Kera Afrika Timur.
Fosil
ini ditemukan oleh Leakey dan diberi nama Australopithecus boisai yang memiliki
ciri-ciri antara lain berbadan lebih kekar, gigi, dan tulang rahang lebih kuat.
Penemuan lain adalah jenis Australopithecus habilis yang memiliki ciri-ciri
antara lain:
·
Memiliki volume otak yang lebih
besar dibandingkan manusia kera Afrika yang lain yaitu ± 650 cm3, sehingga
intelegensinya lebih tinggi;
·
Sudah menggunakan alat bantu untuk
memotong dari batu.
3.
Manusia Jawa.
Fosil manusia Jawa ditemukan oleh Eugene
Dubois, yang merupakan ahli anatomi dan geologi dari Belanda. E. Dubois
menemukan fosil tersebut di daerah Trinil, Jawa Timur pada tahun 1894.
Penemuan ini
dilakukan oleh C.R. Von Koenigswald di daerah Mojokerto dan Sangiran. Hasil
penemuan Koenigswald tersebut diberi nama Pithecanthropus erectus. Manusia Jawa
yang ditemukan tersebut memiliki ciri-ciri antara lain:
·
Dapat berdiri dan berjalan dengan
dua kaki;
·
Memiliki volume otak kurang lebih 770 – 1000
cm3;
·
Dapat berkomunikasi dengan
berbicara;
·
Dapat membuat alat berburu dan
menggunakan api;
·
Hidup kurang lebih 500.000 s.d.
300.000 tahun yang lalu.
4.
Manusia Peking
Penemuan
fosil manusia purba dilakukan oleh Davidson Black (Canada) dan Franz Weiden
Reich (Amerika) pada tahun 1920. Penemuan manusia purba tersebut berada di Gua
Kapur, Peking. Hasil penemuan tersebut diberi nama Sinanthropus pekinensis.
Ciri-ciri manusia Peking tersebut antara lain:
·
Memiliki volume otak yang agak
besar yaitu kurang lebih 900–1200 cm3;
·
Diperkirakan hidup sekitar 500.000
tahun yang lalu;
·
Mampu menggunakan senjata dan
perkakas dari tulang dan batu;
·
Sudah menggunakan api;
·
Mempunyai kebudayaan yang lebih maju.
5.
Homo sapiens.
Penemuan homo sapiens oleh eugene dubois yaitu
homo wajakensis yang ditemukan di desa wajak, jawa timur pada tahun 1889.
Spesies ini diperkirakan hidup kurang lebih 40.000 tahun.
C. Manusia
Modern
Manusia modern
memiliki ciri-ciri antara lain:
·
Memiliki volume otak ± 1400 – 1500
cm3;
·
Memiliki tinggi badan ± 1,6 m;
·
Memiliki peradaban yang maju
·
Mempunyai peralatan yang lebih
baik;
·
Suka berburu;
·
Sudah terdapat hubungan sosial dan
upacara ritual;
·
Diperkirakan hidup sekitar 100.000
– 40.000 tahun yang lalu.
Dari ciri-ciri
tersebut, Anda dapat melihat suatu perkembangan terjadi menuju bentuk manusia
yang lebih baik. Dari penjelasan mengenai berbagai sejarah evolusi manusia
tersebut, Anda akan memiliki gambaran tentang perkembangan dari generasi ke
generasi sehingga membentuk manusia yang lebih sempurna seperti sekarang.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan Primata
primitif ke Primata maju, meliputi:
·
Hubungan antara tulang
vertebra dan tengkorak mengalami perubahan yang berangsur-angsur menuju titik
berat tengkorak
·
Bola mata pada organisme
non primata tidak mempunyai tulang yang
meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia, mata sudah sepenihnya ter-lindung.
meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia, mata sudah sepenihnya ter-lindung.
·
Ujung jari bercakar
berangsur-angsur berubah menjadi kuku.
·
Kehidupan arboreal
menyebabkan fungsi tangan lebih penting daripada kaki.
·
Volume otak mengalami
perubahan pesat.
Perkembangan evaluasi
Primata:
·
Prosimian
Modern, termasuk lemur dan loris, sekarang hidup
di pulau
Madagaskar, tarsier (binatang hantu), hidup di Asia Selatan dan Indonesia
(daerah pantai Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra).
Madagaskar, tarsier (binatang hantu), hidup di Asia Selatan dan Indonesia
(daerah pantai Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra).
·
Ceiboidea (Monyet Dunia Baru), Ceboidea terbagi menjadi dua
family,
yakni callithricidae dan Cebidae.
yakni callithricidae dan Cebidae.
·
Cercopithecoidea (Monyet Dunia Lama), Monyet-moyet dunia lama
diklasifikasikan dalam satu famili yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili yaitu cercopithecinae (moyet babon) dan colobinae
(monyet pemakan daun).
diklasifikasikan dalam satu famili yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili yaitu cercopithecinae (moyet babon) dan colobinae
(monyet pemakan daun).
·
Hominoidea, kelompok ini muncuk pada zaman Paleosin. Selama
Miosin
awal radiasi Hominoidea bercabang menjadi dua yakni Anthropoidea (kera) dan Hominidea (keluarga manusia).
awal radiasi Hominoidea bercabang menjadi dua yakni Anthropoidea (kera) dan Hominidea (keluarga manusia).
Evolusi makhluk –
makhluk pra –Homo sapiens dapat digolongkan menjadi dua bagian besar,
yakni:
·
Berdasarkan hubungan
kekerabatan antara manusia, hewan evolusioner pra homo sapiens secara garis
besar mengalami 4 perkembangan yaitu :
Ø Famili Tupaiidae, yakni golongan hewan pemakan
serangga.
serangga.
Ø Famili Lemuroidae, termasuk di dalamnya adalah jenis
binatang setelah kera. Misalnya Tarsius spectrum (binatang
hantu).
binatang setelah kera. Misalnya Tarsius spectrum (binatang
hantu).
Ø Famili Pongidae
Ø Famili Homonidae
·
Evolusi pra - Homo
sapiens berdasarkan hasil penemuan fosil yang ditemukan di berbagai lapisan
dunia. Berdasarkan fosil yang ditemukan diperkirakan kehidupan manusia dimulai
lebih kurang 25 juta tahun lalu yang tersebar menjadi 3 zaman, yakni:
Zaman Miosin (25 – 10
juta tahun yang lalu)
·
Tingkat pertama, yakni Plipithecus.
·
Tingkat kedua, Proconsul, yakni kera purba yang hidup
sekitar 25 -15 juta tahun yang lalu.
·
Tingkat ketiga, Dryopithecus, yakni kera raksasa yang hidup
sekitar 15 – 10 juta tahun yanglalu.
·
Tingkat keempat, Ramapithecus, yakni primata paling purba yang
pada umumnya dianggap sebagai leluhur manusia. Hidup sekitar 15 -10 juta yang
lalu.
Zaman Pliosin (10 – 2
juta tahun yang lalu)
·
Tahap kelima, Australopithecus afarensis, hidup sekitar 5 juta tahun yang lalu.
·
Tahap keenam, Australopithecus africanus
Zaman Pleistosin (2 juta
tahun yang lalu sampai sekarang)
·
Tahap ketujuh, Australopithecus robustus
·
Tahap kedelapan, Australopithecus boisei, diduga hidup 1,5 juta tahun yang lalu.
·
Tahap kesembilan, Homo habilis, hidup sekitar 2 – 1,5 juta tahun yang lalu.
·
Tahap kesepuluh, Homo erectus, diduga hidup pada 1,5 – 0,5 juta tahun yang lalu. Makhluk ini di temukan
diberbagai tempat, antara lain: Pithecanthropus erectus (manusia jawa), Pithecanthropus
pekinensis (Sinathropus pekinensis) (manusia Cina), Meganthropus Palaeojavanicus
(Manusia Raksasa Jawa), dan Manusia heidelberg yang ditemukan di Jerman
·
Tahap kesebelas, munculnya makhluk yang dinamakan Homo sapiens purba,
yakni makhluk yang hidup sekitar 400.000 tahun yang lalu.
·
Tahap keduabelas, adalah munculnya Homo sapiens neanderthalesis (Manusia
Lembah Neander (Neanderthal)) , yakni makhluk yang diduga hidup pada masa
antara 75.000 – 10.000 tahun yang lalu.
·
Tahap ketiga belas, yakni munculnya manusia Cro-Magnon. Makhluk ini
merupakan Hominidae (manusia) purba termodern. Diduga hidup 10.000 – ribuan
tahun yang lalu.
·
Tahap keempat belas, yakni munculnya Homo sapiens-sapiens (manusia
modern). Tidak pasti benar kapan munculnya manusia modern, namun para peneliti
ada yang beranggapan bahwa manusia modern muncul sejak sekitar 2.000 tahun
Sebelum Masehi.
sPerbandingan Antara Manusia Primate, Manusia Purba, Dan
Manusia Modern
Hubungan kekerabatan
tersebut juga dapat dilihat antara manusia (Hominidae) dan orang utan
(Pongidae). Di antara bentuk persamaan tersebut dapat Anda lihat struktur
tubuhnya, antara lain:
·
Mata menghadap ke depan;
·
Memilki kelenjar susu yang
terletak di dada;
·
Memiliki struktur, jumlah, dan
macam kerangka yang sama;
·
Organ darah mempunyai susunan
kimia yang sama
·
Bentuk rahim dengan tipe simpleks.
Perbedaan Manusia
dengan orang utan
Struktur Tubuh
|
Manusia (Hominidae)
|
Orang Utan
(Pongidae)
|
Kedudukan tengkorak
|
Tepat di ujung tulang belakang
|
Sebelah depan ujung
tulang belakang
|
Rahang
|
Berbentuk seperti huruf V
|
Berbentuk seperti
huruf U
|
Gigi
|
Ukuran dan tinggi sama
|
Ukuran dan tinggi
tidak sama
|
Tulang
belakang
|
Tegak dan kuat
|
Bengkok
|
Tangan
|
Lebih pendek dari kaki
|
Lebih panjang dari
kaki
|
Kaki
|
Untuk berjalan
|
Untuk berjalan dan
memegang
|
Ibu
jari kaki
|
Tidak dapat bergerak bebas
|
Dapat bergerak
bebas
|
Pelvis
|
Lebar dan kuat
|
Sempit dan
memanjang
|
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca
memahami bagaimana terjadinya evolusi primata dan manusia, para pembaca juga
diharapkan mampu memahami isi dari makalah evolusi primata dan manusia.
Akan tetapi makalah
kami masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran dari pembaca
sangat kami butuhkan guna pembuatan makalah yang lebih baik lagi berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar